Kisruh Tabungan Siswa di Pangandaran

Orangtua Murid Beri Tenggat 5 Juli 2023, Jika Tabungan Siswa Belum Cair, Minta Polisi Turun Tangan

Batas tanggal 5 Juli, karena dia ingin melihat hasil dari kinerja pemerintah daerah melalui tim khusus (timsus) yang dibentuk untuk menyelesaikan perm

|
Penulis: Padna | Editor: Ravianto
dok Ai Giwang Sari Nurani SH
Suasana ibu-ibu di samping kantor advokat di Parigi saat konsultasi masalah uang tabungan yang mandek di SD 

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Para orangtua murid yang tabungan anaknya tak dikembalikan oleh pihak sekolah mulai geram.

Mereka kabarnya akan meminta kepolisian turun tangan menangani kasus uang tabungan murid yang diembat guru ini.

Selain meminta polisi turun tangan, para orangtua murid juga akan meminta bantuan Pemerintah Kabupaten Pangandaran.

Pemkab Pangandaran sendiri sebenarnya sudah membentuk tim khusus untuk menyelesaikan masalah ini.

Sudah hampir 2 minggu tim ini dibentuk namun belum ada kabar terbaru.

Hal ini disampaikan Widiansyah satu orang tua yang anaknya baru lulus dari SD Negeri 2 Kondangjajar, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, pada 2023.

Armilah (57), warga Dusun Binangun RT 09/03 Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, terefek kasus tabungan murid yang tak bisa ditarik.
Armilah (57), warga Dusun Binangun RT 09/03 Desa Kondangjajar, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, terefek kasus tabungan murid yang tak bisa ditarik. (Tribun Jabar/Padna)

"Jadi, saya mah melihat sampai tanggal 5 Juli ini. Kalau masih belum ada kabar baik kita bakal nagih terus," ujar Widiansyah dihubungi Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Senin (3/7/2023) siang.

Batas tanggal 5 Juli, karena dia ingin melihat hasil dari kinerja pemerintah daerah melalui tim khusus (timsus) yang dibentuk untuk menyelesaikan permasalah tabungan. 

Tim khusus ini dibentuknya sekitar 19 Juni 2023.

Baca juga: Gara-gara Guru Embat Tabungan Murid, Koperasi Bangkrut, Orangtua Murid Kelimpungan

"Katanya, dua minggu itu dievaluasi oleh Bupati Pangandaran. Kalau misalkan hasilnya mengecewakan, ya gimana lagi (terus mendesak pihak SD)," ucapnya.  

Selain mendesak pihak SD, dia bersama orang tua murid lainnya meminta pihak kepolisian dan pemda untuk segera turun tangan menyelesaikan permasalah uang tabungan.

"Jadi, jangan cari solusi ke orang tua murid. Mereka yang punya utang harus cepat bayar," kata Widiansyah.

Permasalahan uang tabungan ini, lanjut dia, jangan sampai terkantung-kantung atau malah dilupakan. 

Tim khusus penyelesaian uang tabungan berada di SD Negeri 1 Kondangjajar dan memanggil guru yang punya sangkutan dengan uang tabungan murid, Kamis (22/6/2023)
Tim khusus penyelesaian uang tabungan berada di SD Negeri 1 Kondangjajar dan memanggil guru yang punya sangkutan dengan uang tabungan murid, Kamis (22/6/2023) (padna/tribun jabar)

"Karena, kita orang tua menunggu uang tabungan itu cair. Kasihan lah, buat kebutuhan anak sekolah lagi," ujarnya.

Widiansyah bersama orang tua lainnya pun mempertanyakan apa hasil kerja tim khusus dalam upaya penyelesaian uang tabungan murid ini.

"Ini kan, kita enggak ada (dikasih) kabar. Apalagi dari pihak sekolah," ucapnya.

Malah kena sindir

Orang tua murid yang tabungannya mandek malah kena sindir dan seakan disalahkan pihak sekolah.

Hal itu terjadi ketika samen atau acara pelepasan kelas 6 dan kanaikan kelas di SD Negeri 2 Kondangjajar.

Satu orang tua murid, Lia, mengatakan, anaknya kini sudah kelas 2 SMP.

"Jadi, kemarin waktu samen itu ada tamu undangan (korwil pendidikan) yang agak ambek (marah). Karena, katanya gara-gara ada satu orang yang lapor soal uang tabungan, malah jadi viral," ujar Lia dihubungi Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Senin siang.

Dia mengatakan, orang korwil itu mengatakan, kalau tidak baik dari guru diviralkan tapi kalau soal yang bagus-bagusnya ditutup-tutupi.

"Tapi, kan, kata orang tua murid, ya wajar lah diviralkan, orang kelakuannya seperti itu," ucapnya.

"Itu kejadiannya waktu samen di SD Negeri 2 Kondangjajar. Karena, awal yang viral itu SD Negeri 2 Kondangjajar," kata Lia.

"Jadi, pada waktu samen itu kayak yang berduka saja, tidak ada guru yang senyum. Kayak seperti yang ambek (marah)," ujarnya.

Padahal, dengan viralnya kasus uang tabungan ini, dia menilai malah bagus karena ada sebagian guru memilih menjual aset untuk membayar utangnya.

"Kata saya, kenapa enggak dari dulu saja? Kenapa baru sekarang? Sudah viral, baru dia berpikir," ucap Lia.

Lia mengatakan, tabungan milik anaknya yang belum dikembalikan pihak SD itu sekitar Rp 7,5 juta.

"Sampai sekarang, anak saya sudah kelas 2 SMP, uang tabungannya belum dikembalikan," katanya.

Widiansyah membenarkan adanya kejadian saat samen atau pelepasan siswa, orang tua seperti dimarahi.

Saat samen, dia mengaku berada di Polres Pangandaran memberikan keterangan terkait kasus uang tabungan.

"Tapi kata istri dan ibu-ibu lainnya, guru itu kayak tidak terima kasus uang tabungan ini jadi viral. Itu, yang ngomong katanya dari pihak korwil," ujarnya.

Dihimpun Tribunjabar.id, total nilai uang tabungan murid yang belum dikembalikan sejak tahun angkatan 2021, 2022, dan 2023 oleh SD Negeri 2 Kondangjajar sebesar Rp 351.546.000.

Tabungan murid angkatan tahun 2021 untuk tiga orang nilainya Rp 50 juta lebih.

Angkatan tahun 2022 dari 12 murid itu sekitar Rp 188.970.000, dan uang tabungan kelas 6 tahun 2023 dari 17 murid yakni sekitar Rp 112.576.000. (Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna)

Berita Tribunjabar.id lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved