Kasus Balita di Samarinda Diberi Minum Air Campur Sabu, Bayi N Direhabilitasi 24 Jam Dikawal Perawat

Peristiwa bayi diberi air campur sabu ini bermula ketika sang balita dan ibunya di rumah tetangga.

Editor: Ravianto
ist
ilustrasi sabu. Seorang bayi di Samarinda diberi minum air dari bong atau tempat mengkonsumsi sabu. 

Disinggung mengenai berapa lama waktu rehabilitasi, dikatakannya masih belum dapat dipastikan.

Namun ungkapnya, pemulihan setiap individu itu berbeda. Karena tergantung dari ketahanan fisik, zat yang dipakai dan lama penggunaan.

Ia memberi contoh gambaran, biasanya orang dewasa yang sudah lama menggunakan narkotika memerlukan waktu dua tahun untuk pelepasan.

Itupun dipengaruhi beberapa faktor pendukung seperti keluarga, komunitas, layanan kesehatan yang diberikan secara disiplin dan masyarakat yang dapat menerima kembali.

Kalau dalam kasus adik ini (N) yang baru sekali kemungkinan faktor risikonya ringan.

"Tapi berapa lama dan apakah bisa pulih kembali akan kita lihat perkembangannya dan juga ditentukan dari faktor pendukung tadi," jelasnya.

Kombes Pol Sutarso juga menekankan bahwa pendampingan dan pemantauan tidak hanya dilakukan selama balita itu berada di balai rehabilitasi.

Mereka akan terus melakukan pemantauan meski nantinya N sudah kembali ke lingkungan sosialnya.

"Kami akan pantau tingkat pemulihannya. Kita juga menghindari stigma (penolakan) masyarakat. Karena tidak dipungkiri itu masih ada," katanya.

"Jadi kita pantau jangan sampai karena stigma itu ibu dan anaknya mengalami trauma kembali," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co dengan judul Balita Samarinda yang Dicekoki Sabu Kini Diobservasi, Sang Orangtua Korban Perlu Penguatan Mental

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved