Bulan Bung Karno 2023
Pidatonya di PBB 1960 Mengguncang Dunia, UNESCO Tetapkan Pidato Soekarno Sebagai Memory of The World
"Putuskan sekarang hubungan dengan masa lampau, sehingga kita bisa mempertanggungjawabkan diri terhadap masa depan"
Penulis: Adityas Annas Azhari | Editor: Adityas Annas Azhari
PIDATO itu berjudul “To Build a World Anew” (Membangun Dunia Baru Kembali). Inilah pidato seorang kepala negara yang untuk pertama kalinya di dunia menyitir ayat suci Al Quran pada forum Sidang Umum (SU) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Adalah surat Al Hujurat ayat 13 yang diucapkan Soekarno pada awal pidato di Sidang Umum ke-15 yang digelar di markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, 30 September 1960.
"Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa” demikian Soekarno menyitir ayat Al Quran pada awal pembacaan naskah pidato setebal 70 halaman itu.

Pidato Soekarno tersebut “mengguncang dunia”, karena Pemimpin Besar Revolusi itu menawarkan Pancasila sebagai ideologi alternatif bagi dunia internasional.
Ia juga melontarkan gagasan untuk merestrukturisasi lembaga PBB dalam rangka menyelesaikan permasalahan di dunia yang saat itu dalam sistem bipolar ketat.
Baca juga: Sejarah Hari Ini 1 Juni 2023, Peringatan Hari Lahir Pancasila, Penjajahan hingga Pidato Ir Soekarno
Situasi dunia saat itu berupa persaingan dua kutub (bipolar) dengan ancaman persaingan senjata nuklir antara blok Timur (Uni Soviet beserta sekutunya) dengan Blok Barat (Amerika Serikat dan kawan-kawannya)
Dunia pada 1960 itu pun terbagi antara kutub sosialis-komunis berlandaskan Manifesto Komunis versus kubu liberal-kapitalis yang berhaluan pada Declaration of Independence -nya dari Thomas Jefferson (Amerika Serikat).
Baca juga: Kiprah Bung Karno di Bandung & Lahirnya Dasar Negara, Apriyanto Wijaya: Energi Pancasila Ada Disini
Tidak tanggung-tanggung Soekarno menawarkan Pancasila, dasar negara Republik Indonesia, untuk menggantikan Piagam PBB. Pancasila menurut Soekarno Ini adalah solusi bagi permasalahan dunia saat itu.
Bung Karno juga mengusulkan untuk memindahkan markas besar PBB dari New York di Amerika Serikat, ke kota lain di negara netral seperti Jenewa di Swiss atau salah satu kota di Asia Afrika yang merupakan negara Nonblok.
Baca juga: Tersinggung Ucapan Ketua PKI, Bung Karno Perintahkan Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1964
“Bangunlah dunia ini kembali! Bangunlah dunia ini kokoh dan kuat dan sehat! Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Bangunlah dunia yang sesuai impian dan cita-cita umat manusia. Putuskan sekarang hubungan dengan masa lampau, karena fajar sedang menyingsing. Putuskan sekarang hubungan dengan masa lampau, sehingga kita bisa mempertanggungjawabkan diri terhadap masa depan,” kata Bung Karno mengakhiri pidatonya.
Pidato “Membangun Dunia Baru Kembali” itu kemudian menjadi landasan politik luar negeri Indonesia di era Demokrasi terpimpin.
Melalui sidang pleno excecutive board 10-14 Mei 2023, badan PBB untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayan atau disebut The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan arsip pidato Soekarno di Sidang Umum PBB 30 September 1960 itu sebagai Memory of The World (MoW) atau Memori Dunia.
Baca juga: Sekjen PA GMNI Abdy Yuhana Kecam Keras Pembongkaran Rumah Singgah Bung Karno, Perlu Langkah Hukum
Pidato Bung Karno di PBB itu ditetapkan sebagai memori dunia bersama dengan arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Beograd tahun 1961, serta naskah Hikayat Aceh abad ke-17 Masehi.
Pakar Hubungan Internasional dari London School of Economic, Michael Leifer, dalam bukunya Politik Luar negeri Indonesia (Gramedia, 1989) menyebut, pemikiran Soekarno pada struktur internasional dalam pidato tersebut, satu dekade lebih maju dari masanya.
Atas penetapan UNESCO itu, Wakil Ketua MPR RI, Dr Ahmad Basarah menyampaikan ucapan terima kasih kepada UNESCO atas penetapan tersebut. Menurutnya hal ini sudah semestinya, sebab pidato Bung Karno yang berjudul To Build the World A New (Membangun Dunia Kembali) yang disampaikan di PBB pada 30 September 1960 memang merupakan Memori Dunia (Memory of The World).
Baca juga: Sobat Muda Ono Surono di Bandung Beri Mandat Ganjar Pranowo Lanjutkan Ide Besar Bung Karno
Declaration of Independence
Memory of The World
Manifesto Komunis
Sidang Umum PBB
Soekarno
Pancasila
New York
UNESCO
Memori Dunia
Hari Terakhir Bulan Juni Diisi Haul Bung Karno di Gedung Indonesia Menggugat, Para Tokoh Hadir |
![]() |
---|
Hari Ini 53 Tahun Silam, Bung Karno Wafat, Dimakamkan di Blitar Atas Perintah Rezim Orde Baru |
![]() |
---|
Mengenang 122 Tahun Bung Karno di Gedung Indonesia Menggugat, dari Buku Hingga Barang Peninggalan |
![]() |
---|
DPC PDIP Kota Bandung Kerahkan 300 Orang Pengurus ke GBK untuk Peringati Haul Bung Karno |
![]() |
---|
Hari Ini 122 Tahun Putra Sang Fajar Lahir, Kuliah dan Pernah Dibui di Bandung, Jadi Presiden RI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.