Bulan Bung Karno 2023
Tersinggung Ucapan Ketua PKI, Bung Karno Perintahkan Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1964
Pada awal Mei 1964, Ketua CC PKI, DN Aidit, dalam pidatonya, mengatakan, Pancasila hanyalah alat pemersatu untuk mencapai Nasakom
Penulis: Adityas Annas Azhari | Editor: Adityas Annas Azhari
KONSEPSI Nasional Agama Komunis (Nasakom) yang dicetuskan Soekarno menjadi semacam landasan politik nasional Indonesia di era Demokrasi Terpimpin pada 1959-1966.
Konsepsi ini sebenarnya banyak penentangnya, khususnya dari kelompok agama. Namun di era tersebut Nasakom adalah gagasan yang gigih digelorakan Soekarno untuk menyatukan kelompok-kelompok ideologi di negeri ini.
Hal tersebut bercermin pada fakta bahwa Pemilu 1955 telah menghasilkan tiga kelompok besar pemenang yaitu kelompok nasoionalis yang diwakili oleh Partai Nasional Indonesia (PNI), kelompok Islam (agama) yang didominasi oleh Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU) dan kelompok komunis yang yang diwakili Partai Komunis Indonesia (PKI)
Sebenarnya sejak1927 jauh sebelum Indonesia Merdeka, Soekarno telah melontarkan gagasan Nasakom
Di tahun itu pada majalah Soeleoeh Indonesia Moeda, Soekarno menulis rangkaian artikel berjudul "Nasionalisme, Islam, dan Marxisme”.

Kemudian, tahun 1956, Bung Karno kembali gencar menyampaikan gagasan ini. Ia mengkritik sistem Demokrasi Parlementer yang dianggap tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Menurut Soekarno, Demokrasi Parlementer melindungi sistem kapitalisme. Sebab parlemen dikuasai oleh kaum borjuis. Sehingga menurutnya sistem ini tidak bisa memakmurkan rakyat.
Soekarno juga menganggap Demokrasi Parlementer dapat membahayakan pemerintahan. Ini terbukti karena pemerintahan yang dipimpin oleh perdana menteri saat itu jatuh bangun akibat mosi tidak percaya kelompok-kelompok politik di parlemen.
Baca juga: Sukma Sajati Meriahkan Peringatan Hari Lahir Pancasila dengan Helaran Budaya dan Jajanan Sumedang
Saat memberi amanat di Sidang Panca Tunggal Seluruh Indonesia, di Istana Negara, pada 23 Oktober 1965, Soekarno menyebut dirinya sebagai perasan dari Nasakom.
“Ik ben nasionalist, ik ben islamiet, socialist. Tiga in one. Three in one, Soekarno. Lain kali di sini, dimuka Istana Merdeka saya pernah berkata, aku adalah perasan daripada Nasakom”.
Meskipun Nasakom gencar dikampanyekan Soekarno, tapi dasar negara Pancasila yang dicetuskannya tidak lah dinihilkan.
Baca juga: Kiprah Bung Karno di Bandung & Lahirnya Dasar Negara, Apriyanto Wijaya: Energi Pancasila Ada Disini
"Pancasila adalah alat pemersatu! Pancasila bukan alat pemecah belah! Dengan Pancasila kita juga mempersatukan tiga aliran besar yang bernama Nasakom itu. Jadi jangan menggunakan Pancasila untuk memecah belah Nasakom, mempertentangkan kaum Nasionalis dengan kaum agama, kaum agama dengan kaum Komunis, kaum Nasionalis dengan kaum Komunis. Siapa yang main-main dengan Pancasila untuk maksud-maksud pengadu-dombaan, ia adalah orang yang sama sekali tidak mengerti Pancasila atau orang yang durhaka kepada Pancasila atau orang yang kepalanya sinting.” demikian pernyataan Presiden Soekarno dalam Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan Nasional (Resopim) seperti dilansir dari www.marxists.org
Soekarno tetap menegaskan, Pancasila adalah dasar negara, dan tidak ada kontradiksi dengan Nasakom,

Ahli Indonesia berkebangsaan Jerman, Profesor Bernhard Dahm, mengatakan, prinsip Pancasila dan Nasakom,merupakan jalan tengah dan faktor penyatu antara kalangan agama dan kalangan sosialis untuk masa depan Indonesia.
Namun pada saat itu, kelompok Komunis (baca PKI) menjadi kekuatan tersendiri yang habis-habisan mendukung penuh Soekarno. Nasakom pun lantang disuarakan oleh PKI.
Hari Terakhir Bulan Juni Diisi Haul Bung Karno di Gedung Indonesia Menggugat, Para Tokoh Hadir |
![]() |
---|
Hari Ini 53 Tahun Silam, Bung Karno Wafat, Dimakamkan di Blitar Atas Perintah Rezim Orde Baru |
![]() |
---|
Mengenang 122 Tahun Bung Karno di Gedung Indonesia Menggugat, dari Buku Hingga Barang Peninggalan |
![]() |
---|
DPC PDIP Kota Bandung Kerahkan 300 Orang Pengurus ke GBK untuk Peringati Haul Bung Karno |
![]() |
---|
Hari Ini 122 Tahun Putra Sang Fajar Lahir, Kuliah dan Pernah Dibui di Bandung, Jadi Presiden RI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.