Ini Pengakuan Korban Penipuan Loker Bodong Mencatut Kebun Binatang Bandung, Dijanjikan Kerjaan Enak

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Salah seorang korban penipuan lowongan kerja bodong yang mengatasnamakan Kebun Binatang Bandung, Septian (24) asal Bandung menjelaskan awal mula dia mengalami penipuan yang pelakunya berinisial FM dan bukan sebagai karyawan Kebun Binatang Bandung.

Ditemui di Kebun Binatang Bandung, Septian bersama para korban lain yang datang ke sana mengatakan bahwa dia ditawari pelaku untuk bisa bekerja di Kebun Binatang Bandung pada 4 Mei 2023 dengan tawaran kontrak selama tiga tahun melalui surat kerja tertulis sebagai seorang zoo keeper.

"Pelaku (FM) ini katakan masih tersedia lowongan kerja lain di Kebun Binatang Bandung, maka korbannya pun banyak sekitar 40 orang. FM pun meminta kami untuk mengajak teman agar mau bergabung dengan iming-iming kerjaan enak," katanya, Jumat (26/5/2023).

Baca juga: BREAKING NEWS, 40 Orang Jadi Korban Penipuan Loker Palsu, Mengatasnamakan Kebun Binatang Bandung

Pelaku, lanjutnya, meminta uang sebesar Rp 500 ribu. Lantaran dia mengaku masih awam terkait proses rekrutmen kerja, maka Septian percaya apalagi dalam surat itu ada cap, tandatangan, dan sebagainya.

"FM ini pun untuk meyakinkan kami (korban) dengan membuktikan segala halnya meski memang kami sempat curiga, tetapi kami yakin karena ada cap, tandatangan, dan lainnya, bahkan sampai keluar SK, sehingga kami percaya dan ini mah bukan main-main," ujarnya.

Tak hanya itu, pelaku juga kata Septian, ada yang mengajak tiga korbannya untuk bertemu di Kebun Binatang Bandung dan pelaku mengenali pegawai Kebun Binatang Bandung.

"Pelaku ini mengaku ke korban sebagai leader edukator. Dia katakan kepada korban bahwa bisa masuk lewat jalur VIP namun perlu membayar sejumlah uang tergantung posisinya," ucapnya.

Para korban pun dijanjikan untuk mulai bekerja pada 24 Mei 2023, 5 Juni 2023, dan 12 Juni 2023. Namun, ada korban yang pada 24 Mei 2023 tak terbukti langsung bekerja.

"Kami terakhir kontak itu pada 22 Mei 2023. Para korban dijanjikan gaji senilai Rp 3,8 juta belum termasuk uang makan dan libur bisa kapan saja yang terpenting seminggu dua kali," katanya. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.