Penanganan Epilepsi Dari Sisi Bedah Saraf

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sobat Tribuners, kondisi kejang yang tidak terkendali akibat terjadinya gangguan pada aktivitas sel saraf otak atau disebut

Penulis: Cipta Permana | Editor: bisnistribunjabar
Istimewa
Penanganan Epilepsi Dari Sisi Bedah Saraf 

Sebagai upaya penanganan, pada penderita epilepsi yang sudah terdiagnosis, akan memperoleh pengobatan baik berupa medikamentosa atau pilihan tindakan pembedahan.
"Penderita epilepsi yang memperoleh pengobatan medikamentosa dianjurkan mengkonsumsi teratur obat-obatan anti-epilepsi sesuai anjuran dokter, untuk mencegah kejang berlanjut," ucapnya.

Sedangkan, pada penderita kejang epilepsi yang memerlukan perhatian khusus, adalah yang berstatus epilepticus, yaitu terjadinya episode kejang berulang dalam tempo waktu yang dekat dan lebih dari 10 menit yang disertai dengan penurunan kesadaran.

Dimana kejang berulang tersebut, menurutnya terjadi setelah kejang sebelumnya tanpa ada perbaikan tingkat kesadaran pasien.

Pada kondisi serangan kejang, sel-sel otak terjadi penurunan kadar oksigen dan metabolisme, yang kemudian akan terjadi kerusakan otak. Kondisi kejang berulang dengan jarak antar kejang yang pendek, memperberat kondisi penderita, dan dapat menyebab-kan kematian.

Sehingga status epilepticus merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan cepat dan baik.

dr. Arief menegaskan bahwa, pada dasarnya semua kondisi pasien epilepsi dapat disembuhkan. Upaya tersebut, diantaranya pemberian obat-obat anti-epilepsi (medikamentosa) yang bertujuan untuk mengontrol bangkitan/episode kejang dan mencegah terjadinya status epilepticus.

"Terkait pemilihan terapi pada epilepsi disesuaikan dengan penyebab kejang, tipe kejang, dan riwayat penyakit lainnya pada pasien, termasuk riwayat pengo-batan epilepsi sebelumnya. Termasuk, pengobatan epilepsi menggunakan medikamentosa atau tindakan pembedahan, dimana tujuannya adalah untuk memper-baiki kualitas hidup pasien kedepannya," ujarnya.

Salah satu penanganan epilepsi adalah dengan pembedahan saraf pada penderita.

Pertimbangan tindakan pembedahan dianjurkan untuk dipilih, apabila pengobatan medikamentosa yang gagal mengatasi kejang.

Pertimbangan tersebut dimaksudkan apabila dengan penanganan medikamentosa, yaitu pemberian obat-obat anti-epilepsi lebih dari dua jenis, dan atau pengobatan anti-epilepsi selama 1 - 2 tahun tidak memberikan perubahan signifikan.

"Dalam hal ini dibantu dengan data-data pemeriksaan MRI otak dan rekam otak (EEG), disertai bukti riil berupa video saat penderita kejang," ujarnya.

dr. Arief menuturkan, pembedahan saraf pada penderita epilepsi menjadi keunggulan dari SANTOSA HOSPITAL BANDUNG KOPO .

Penanganan tersebut, dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan awal, pemeriksaan penunjang (CT scan otak, MRI otak, EEG), dan pengobatan komprehensif oleh dokter spesialis anak, dokter spesialis saraf, dokter spesialis bedah saraf, dan dokter spesialis kedokteran fisik-rehabilitasi medik.

Selain pengobatan medikamentosa, penanganan operatif atau pembedahan dapat dilakukan di SANTOSA HOSPITAL BANDUNG KOPO, Bandung yang meliputi persiapan dan skrining pasien epilepsi; operasi secara bedah mikro (penggunaan mikroskop khusus bedah saraf); pemantauan fungsi dan gelombang saraf intra-operatif (IOM = intraoperative monitoring); perawatan paska-operatif (HCU/ICU); dan rehabilitasi medik.

Menurutnya, pasien yang menderita kejang berulang dengan kondisi status epilepticus, sebaiknya perlu penanganan cepat dan terbaik, sehingga lebih baik mendapatkan pelayanan di IGD SANTOSA HOSPITAL BANDUNG KOPO.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved