Kisah Ajis Pirmansyah, Pemuda Rancakalong Sumedang, Sepak Bola Membuatnya Jatuh dan Bangkit Lagi

Tak ada seorang pun yang mau celaka. Tak juga Ajis Pirmansyah (22). Namun, karena sudah takdir, celaka diterima Ajis sebagai jalan untuk bangkit lebi

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Giri
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Ajis Pirmasyah (22), pemain timnas sepak bola amputasi Indonesia saat ditemui TribunJabar.id di Rancakalong, Sumedang, Minggu (7/5/2023).  

Ajis memperkuat timnas sepak bola amputasi Indonesia dalam pertandingan di Bangladesh pada Maret 2022 dan timnas berhasil menjadi runner-up. Dia juga turut bertanding di Piala Dunia Sepak Bola Amputasi di Turki pada Oktober 2022.

Sang ibu, Pipit Srijati (41) berkisah, Ajis mengalami masa pengobatan yang panjang mengenai cedera kakinya itu. Setelah dibawa ke pengobatan tradisonal dengan diurut, pengobatan itu tak membuahkan hasil. 

Sebulan setelah peristiwa cedera itu, Ajis baru dibawa ke RSUD Sumedang.

Dokter mendiagnosis adanya kanker tulang (Osteosarkoma).

Penyakit ini adalah kanker yang menyerang bagian sel-sel yang membentuk tulang.

Solusinya diamputasi. 

Namun, Pipit tak mau begitu saja percaya dengan apa yang dikatakan dokter.

Dia bawa pulang Ajis dan kembali menempuh jalur-jalur pengobatan tanpa amputasi, mulai dari kembali ke ahli urut hingga Ajis diwajibkan meminum obat berupa ramuan. 

"Tidak segampang itu amputasi, tidak percaya, pengobatan berbagai macam dilakukan, tukang urut, ramuan, ada dampaknya sakit mereda, tapi tak lama terasa sakit lagi," ucapnya. 

"Terus-terusan kondisinya demikian. Tiga bulan sakit, Ajis dibawa lagi ke RSUD Sumedang, benjolannya membesar," kata Pipit di Rancakalong

Akhirnya Ajis dirujuk ke RSHS Bandung.

Baca juga: BREAKING NEWS: Sigra Hantam Motor Tanpa Lampu di Cimalaka Sumedang, 2 Perempuan Meninggal Dunia

Ajis menjalani pengobatan tujuh bulan, bahkan hingga lima kali kemoterapi. Pengobatan itu memuncak pada keputusan untuk amputasi

"Tahun baru 2016 saya bawa pulang ke Sumedang. Di rumah, Ajis sempat sehat tapi tak lama, kondisinya makin parah, bahkan tak bisa melakukan apa-apa selain semuanya dilakukan di kasur," katanya. 

Di samping dia terus meminta petunjuk kepada Allah SWT atas penyakit yang diderita anaknya, dia juga terus berusaha untuk pengobatan.

Hingga di suatu titik, dia merelakan kaki anaknya diamputasi. Keinginan amputasi diutarakan pula oleh Ajis. Maka terjadilah. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved