Profil Gua Aul di Ciamis, Tempat Penemuan Diduga Fosil Manusia Purba, Mau Dijadikan Objek Wisata

Ini profil Gua Aul yang dikunjungi 3 orang arkeolog, Selasa (28/2). Gua Aul berada di Dusun Mekarsari RT 12/03, Desa Cikupa, Banjaranyar, Ciamis.

Penulis: Andri M Dani | Editor: Januar Pribadi Hamel
Dok Rahmat Emen
Kondisi di dalam Gua Aul yang sekarang sedang ditata untuk kawasan objek wisata (foto Dok Rahmat Emen) 

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Ini profil Gua Aul yang dikunjungi 3 orang arkeolog, Selasa (28/2).

Gua Aul berada di Dusun Mekarsari RT 12/03, Desa Cikupa, Kecamatan Banjaranyar, Ciamis.

Lokasi Gua Aul ini berbatasan dengan Desa Mekarmulya Kecamatan Pamarican.

Di gua tersebut para arkeolog menemukan batu fosil yang diduga fosil pecahan tempurung kepala manusia purba, tulang belulang serta fosil lainnya berupa batu berbentuk telur berdiameter 5 sampai 7 cm.

Baca juga: Fosil Tempurung Kepala dan Tulang Belulang Ditemukan di Gua Aul, Diduga Tengkorak Manusia Purba

Gua Aul berada di Pasir Aul, ketinggian bukit (pasir) 248 mpdl. Jarak dari Balai Desa Cikupa sekitar 2,5 km. Dapat dijangkau dengan mobil apalagi sepeda motor melalui jalan rabat beton.

Jarak dari Pamarican sekitar 9 km sedangkan dari persimpangan Cikohkol Banjarsari (Jalan raya Banjar-Pangandaran) sekitar 15 km. Dekat dengan perkampungan penduduk.

Gua Aul tersebut berada di pinggang bukit, dengan salah satu pintunya seperti setengah lingkaran. Di depan mulut gua tumbuh sebatang pohon kawung (aren).

“Di dalamnya batu menggantung stalagtit, stalagmit. Ada pelataran sekitar 50 meter persegi. Juga ada pintu satu lagi di pinggang bukit ujungnya,” ujar Rahmat Emen, pihak yang dipercaya mengelola kawasan Pasir Aul tersebut kepada Tribun Rabu (28/2).

Kondisi di dalam Gua Aul yang sekarang sedang ditata untuk kawasan objek wisata. (foto Dok Rahmat Emen)
Kondisi di dalam Gua Aul yang sekarang sedang ditata untuk kawasan objek wisata. (foto Dok Rahmat Emen) (Dok Rahmat Emen)

Menurut para sesepuh setempat menurut Rahmat Emen, gua yang berada di Pasir Aul tersebut disebut Guha Aul, karena di gua itu dulu tempat ajag (anjing liar) bersarang.

“Orang sini menyebut ajag atau anjing liar tersebut dengan aul. Jadilah namanya Guha Aul,” katanya.

Ketinggian langit-langit dan lorong guha sekitar 50 meter. Ada dua pintu gua yang tembus ujung ke ujung. Satu pintu berada di pinggang bukit.

Setelah Pangandaran lepas dan berpisah dari Ciamis menjadi daerah otonom baru (kabupaten sendiri), gua menjadi fenomena alam yang langka bagi Kabupaten Ciamis.

Kebaradan Pasir Aul di Desa Cikupa dengan keunikan Guha Aul-nya tersebut kini dikembangkan jadi kawasan objek wisata.

Kondisi di luar Gua Aul yang sekarang sedang ditata untuk kawasan objek wisata (foto Dok Rahmat Emen)
Kondisi di luar Gua Aul yang sekarang sedang ditata untuk kawasan objek wisata (foto Dok Rahmat Emen) (Rahmat Emen)

“Alhamdulillah, sudah ada inverstor yang berminat. Sekarang sedang pengurusan izin dan penataan lokasi,” ujar Rahmat Emen yang juga Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Cikupa tersebut.

Areal sekitar 10 hektare di kawasan Pasir Aul tersebut sejak bulan Juli lalu mulai ditata. Dan mulai dibangun sejumlah fasilitas, sarana prasarana.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved