Meningkatnya Inflasi Masih Menjadi Tantangan Ekonomi Jabar di 2023
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Erwin G. Hutapea mengatakan meningkatnya inflasi masih menjadi tantangan
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Memasuki tahun 2023, perekonomian Jawa Barat diperkirakan tetap tumbuh pada kisaran 4,7-5,5 persen Year-on-Year (YoY). Namun, tantangan di sejumlah sektor masih tetap perlu diwaspadai, tak terkecuali tren peningkatan inflasi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Erwin G. Hutapea mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jabar di 2023 diperkirakan akan ditopang oleh penguatan permintaan domestik, tingginya potensi investasi, serta terjaganya kinerja sektor industri terutama industri otomotif.
"Kinerja ekonomi ke depan juga didukung kinerja dan efisiensi sistem pembayaran melalui penerapan real time 24/7 RTGS dan BI-FAST serta pesatnya digitalisasi end-to-end secara luas dan komprehensif di Jawa Barat," ujar Erwin dalam Media Update Triwulan I 2023, Selasa (15/3/2023).
Baca juga: Cara BI Jabar Cegah Stagflasi, Mulai dari Beri Bibit Cabai, Tomat, dan Bawang Merah
Erwin menjelaskan berbagai tantangan masih perlu terus diwaspadai, antara lain berasal dari belum pulihnya perekonomian global yang berpotensi mempengaruhi kinerja ekspor.
Misalnya perlambatan ekonomi global, permintaan ekspor di Jabar juga diperkirakan akan turun terutama pada komoditas tekstil, alas kaki, dan elektronik.
Sementara itu, inflasi Jabar di 2023 juga masih perlu mendapat perhatian.
Meskipun inflasi Jabar pada Januari 2023 mengalami penurunan dibandingkan dengan Desember 2022 (0,74 % turun menjadi 0,47 % ), namun tren peningkatan inflasi diperkirakan masih akan berlangsung sepanjang 2023.

Erwin memaparkan, terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi laju inflasi Jabar di 2023 yang perlu diwaspadai, seperti perubahan cuaca, pencabutan PPKM, penyesuaian UMK/UMP 2023, persiapan tahun politik 2024, hingga tantangan geopolitik dunia.
"Adanya perubahan fenomena La Nina ke El Nino dapat membuat lahan menjadi lebih kering hingga mengganggu produksi padi serta produk hortikultura lainnya. Akhirnya, pasokan pangan pun terancam terganggu. Di samping itu, terdapat pula situasi geopolitik global yang berpotensi mempengaruhi berbagai kebijakan ekonomi," katanya.
Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, dia mengatakan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia se-Jawa Barat akan terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan para stakeholder terkait upaya menjaga momentum pemulihan ekonomi dan pengendalian harga.
Beberapa upaya yang akan terus dilakukan yakni mendorong promosi investasi dan menjaga kinerja industri khususnya padat karya, sehingga mampu mendorong penciptaan tenaga kerja.
Baca juga: Kota Bandung Raih Dua Penghargaan dari BI Jabar Soal Inflasi dan Digitalisasi, Karena Punya Ini
"Kami juga menjaga stabilitas harga untuk memastikan ketersediaan pasokan, salah satunya melalui berbagai program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan," ungkapnya.
Adapun di 2022, ekonomi Jabar tumbuh melambat sebesar 4,61 % YoY pada triwulan IV 2022, namun secara kumulatif tumbuh sebesar 5,45 % .
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,31 % .
Pertumbuhan ini sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pasca-PPKM Covid-19 dan implementasi berbagai insentif fiskal dan non-fiskal di sepanjang 2022.
GIIAS Bandung 2025 Diserbu Hampir 25 Ribu Pengunjung |
![]() |
---|
Bupati Sumedang Dukung Penuh Rereongan Sapoe Sarebu yang Digagas KDM |
![]() |
---|
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir Minta Dapur MBG Pakai Produk Pangan Lokal |
![]() |
---|
SCG Raih Dua Penghargaan Bergengsi di Ajang IGSCA 2025, Tegaskan Komitmen pada Inovasi & Prinsip ESG |
![]() |
---|
Bupati Sumedang Kumpulkan Semua Pihak Terkait MBG: SOP Harus Dijalankan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.