Jangan Sepelekan Campak, Waspada Karena Bisa Jadi Komplikasi dan Sebabkan Penyakit Berat

Waspada campak dan jangan sepelekan karena bisa berakibat komplikasi dan penyakit berat

Editor: Siti Fatimah
Thinkstock
Ilustrasi campak 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus campak kembali muncul dan dialami warga di sejumlah daerah termasuk di Jawa Bareat. Warga diimbau untuk tetap waspada dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

Dikutip dari laman resmi Kemenkes, campak akan sangat berbahaya jika terjadi komplikasi.

Dampaknya dapat menyebabkan diare berat hingga kematian.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, MKM mengatakan yang dikhawatirkan dari campak adalah komplikasi.

Baca juga: Pemerintah Tetapkan KLB Campak di 55 Kabupaten/Kota, Bandung 8 Pasien Positif Campak tapi Tidak KLB

''Komplikasi campak ini umumnya berat, kalau campak mengenai anak yang gizinya jelek maka anak ini bisa langsung disertai komplikasi seperti diare berat, pneumonia, radang paru, radang otak, infeksi di selaput matanya sampai menimbulkan kebutaan. Ini yang kita khawatirkan,'' ujar dr. Yosephine pada konferensi pers perkembangan kasus campak, Jumat (20/1).

Secara umum, gejala campak dapat berupa demam, batuk pilek, mata berair, lalu disertai timbulnya bintik-bintik kemerahan di kulit. Biasanya muncul 2 sampai 4 hari setelah dari gejala awal.

Ilustrasi vaksin campak
Ilustrasi vaksin campak (net)

Campak ini disebabkan oleh virus campak dan penularannya melalui droplet, percikan ludah saat batuk, bersin, bicara, atau bisa melalui cairan hidung.

Campak juga menjadi salah satu penyakit yang sangat menular.

Pencegahan campak hanya bisa diperoleh dari imunisasi sehingga imunisasi sesuai jadwalnya harus dilakukan supaya anak-anak terhindar dari campak.

Baca juga: Maksimalkan Bulan Imunisasi Anak Nasional, Jabar Targetkan Bebas Campak dan Rubela di 2023

Keadaan di Indonesia 2 tahun terakhir atau hampir 3 tahun sejak terdampak dari pandemi COVID-19 membuat implikasi yang tidak baik terhadap cakupan imunisasi.

Cakupan imunisasi terlihat turun secara signifikan karena pandemi COVID-19 yang menyebabkan banyak anak tidak diimunisasi. Indonesia sepanjang Tahun 2022 sudah ada 12 provinsi yang mengeluarkan pernyataan kejadian luar biasa (KLB).

Suatu daerah disebut KLB kalau ada minimal 2 kasus campak di daerah tersebut yang sudah confirm secara laboratorium dan kasus ini memiliki hubungan epidemiologi.

Petugas medis memberikan suntikan imunisasi Measles Rubella (MR) atau campak dan rubella kepada murid SDN Kompleks IKIP di Sekolah tersebut Jl Ap Pettarani, Makassar, Selasa (22/8). Imunisasi gratis tahap pertama tersebut ditujukan untuk anak-anak usia sekolah maksimal 15 tahun sedangkan tahap selanjutnya, imunisasi MR akan dilaksanakan pada September 2017 untuk balita.
Petugas medis memberikan suntikan imunisasi Measles Rubella (MR) atau campak dan rubella kepada murid SDN Kompleks IKIP di Sekolah tersebut Jl Ap Pettarani, Makassar, Selasa (22/8). Imunisasi gratis tahap pertama tersebut ditujukan untuk anak-anak usia sekolah maksimal 15 tahun sedangkan tahap selanjutnya, imunisasi MR akan dilaksanakan pada September 2017 untuk balita. (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

''Selama tahun 2022 yang lalu jumlah kasus campak yang ada di negara kita memang cukup banyak lebih dari 3.341 laporan kasus. Kasus-kasus ini menyebar di 223 kabupaten/kota di 31 provinsi,'' ucap dr. Prima.

Jumlah kasus ini didapat selama kurun waktu 1 tahun dari Januari sampai Desember 2022.

Jika dibandingkan dengan tahun 2021 ada peningkatan yang cukup signifikan kurang lebih 32 kali lipat.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved