Ketum PPP Diganti
SOSOK Suharso Monoarfa Ketua Umum PPP yang Diberhentikan Majelis Tinggi, Ini Rekam Jejaknya
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa dikabarkan telah dilengserkan dari jabatannya.
Penulis: Salma Dinda Regina | Editor: Salma Dinda Regina
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa dikabarkan telah dilengserkan dari jabatannya.
Wakil Sekretaris Majelis Pertimbangan DPP PPP, Usman M Tokan menyebut Suharso Monoarfa dilengserkan sebagai Ketua Umum masa bakti 2020-2025.
Suharso Monoarfa diberhentikan melalui rapat Mahkamah Partai yang digekar pada 2-3 September lalu.
"Mahkamah Partai melakukan rapat dan mengeluarkan Pendapat Mahkamah Partai, bahwa menyepakati usulan 3 Pimpinan Majelis untuk memberhentikan Saudara Suharso Monoarfa dari jabatan Ketua Umum DPP PPP masa bakti 2020-2025," kata Usman M Tokan.
Usman menyampaikan Mahkamah Partai menerima usulan tiga majelis PPP untuk melengserkan atau memberhentikan Suharso Monoarfa.
Suharso dinilai telah menimbulkan kegaduhan di internal Partai.
Baca juga: Suharso Monoarfa Diberhentikan dari Ketua Umum PPP oleh Majelis Tinggi, Muhamad Mardiono Jadi Plt
Mengutip Tribunnews.com, diketahui sebelumnya kalangan diinternal PPP mendesak Suharso untuk mundur.
Hal itu lantaran menyingung soal 'Amplop Kiai' pada acara KPK, beberapa waktu lalu.
Diketahui sebelumnya, dalam kegiatan pembekalan antikorupsi kepada para pengurus PPP, Suharso menceritakan pengalaman pribadinya saat berkujung ke pesantren besar.
Hal tersebut ia lakukan guna meminta doa dari beberapa kiai.
"Waktu saya Plt. Ini demi Allah dan Rasul-Nya terjadi. Saya datang ke kiai itu dengan beberapa kawan, lalu saya pergi begitu saja. Ya, saya minta didoain kemudian saya jalan. Tak lama kemudian saya dapat pesan di WhatsApp, 'Pak Plt, tadi ninggalin apa gak untuk kiai?'" cerita Suharso dikutip dari Tribunnews.com, Senin (5/9/2022).
Suharso merasa tidak meninggalkan sesuatu apapun di pesantren yang ia kunjungi.
Setelah mendapatkan penjelasan,bahwa harus ada pemberian untuk kiai dan pesantren.
Pidato Suharso tersebut pun menjadi permasalahan bagi kader PPP.
Bahkan, tiga pimpinan Majelis DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta Suharso Monoarfa untuk mundur.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/suharso-monoarfa-1.jpg)