Berita Viral

Kisah Nenek Aisah Terpaksa Menginap di Stasiun karena Ketinggalan Kereta, Uangnya Tinggal Rp 6.000

Kisah Aisah (63), seorang perempuan lanjut usia menginap di Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak setelah ketinggalan kereta.

(KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN)
MENGINAP DI STASIUN - Suasana ruang tunggu Stasiun Rangkasbitung saat sejumlah penumpang menilih menginap di sana menunggu keberangkatan kereta pertama keesokan harinya, Selasa (4/11/2025). 

TRIBUNJABAR.ID - Kisah Aisah (63), seorang perempuan lanjut usia, menyita perhatian publik setelah diketahui menginap di Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. 

Ia terpaksa bermalam di sana lantaran tertinggal kereta terakhir menuju Cilegon, satu-satunya moda transportasi yang bisa membawanya pulang malam itu.

Aisah tampak duduk tenang sambil memeluk tas kecil di pangkuannya. Ia sudah duduk di sana sejak pukul 22.00 WIB menunggu pagi datang.

Kereta tujuan Cilegon yang seharusnya ia naiki telah berangkat sejak beberapa waktu lalu. 

Ia tertinggaldan tidak sempat menaiki KA Lokal Merak yang terakhir berangkat pada pukul 21.22 WIB.

Aisah pun tidak punya pilihan lain selain menginap di stasiun.

Ia mengaku hanya memiliki sejumlah uang yang cukup untuk membayar ongkos perjalanan menggunakan kereta serta angkutan umum menuju rumah.

“Saya cuma punya uang Rp 6.000, pas buat ongkos kereta Rp 3.000 dan sama angkot ke rumah dari stasiun sisanya,” kata Aisah, dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Viral WN Korea Selatan Ngamuk di Taksi Online saat Terjebak Macet 2 Jam di Jaksel, Sopir Buka Suara

 

Saat malam itu, Stasiun Rangkasbitung pun menjadi tempat beristirahat bagi mereka yang kehabisan waktu dan ongkos.

Bagi Aisah, menunggu di bangku besi terasa lebih masuk akal dibanding mencari penginapan atau naik kendaraan lain yang tidak sanggup ia bayar.

“Enggak apa-apa, menunggu di sini saja bareng sama yang lain,” ujar Aisah

Ia tidak sendirian. Beberapa penumpang lain juga memilih bertahan di ruang tunggu setelah tertinggal kereta, termasuk seorang pria bernama Agung yang ke Jakarta. 

Baca juga: Sosok Orang Tua Siswa yang Ngamuk Anaknya Ditampar Guru di Subang, Ternyata Konten Kreator

Namun, berbeda dari mereka, Aisah tidak membawa handphone. 

Ia tidak bisa mengabari keluarga di rumah bahwa dirinya masih tertahan di Rangkasbitung.

Aisah merencanakan untuk naik KA Lokal Merak pertama yang berangkat pukul 05.30 WIB keesokan paginya.

Meski bangku ruang tunggu keras dan lampu stasiun tidak pernah padan, ia tetap bertahan.

Sesekali ia tampak mengusap wajah, menatap ke arah rel yang mulai diselimuti kabut tipis.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved