Order Minyak Goreng Fiktif

Tergiur Harga, Puluhan Ibu-ibu di Bandung Jadi Korban Pre-Order Minyak Goreng Fiktif, Rugi Miliaran

Korban mengaku tergiur membeli minyak goreng dengan sistem pre-order dari IR karena harganya yang murah. Total kerugian diperkirakan mencapai Rp 1,5 m

Tribun Cirebon/Ahmad Imam Baehaqi
ILUSTRASI - Minyak goreng 

Safitri mengaku tak pernah menyangka IR akan berbuat seperti itu.

Baca juga: Polres Sukabumi Gelar Pasar Murah dan Vaksinasi Besok, Ada Minyak Goreng Rp 14 Ribu per Liter

"Saya itu teman dekatnya. Saya sampai jatuh sakit karena memikirkan kasus ini. Saya juga memikirkan bagaimana cara mengembalikam uang ke konsumen saya, karena saya kan sistemnya mengumpulkan uang konsumen lalu dikasihkan ke pelaku. Nah, sekarang konsumen saya enggak mau tahu minta uang balik," katanya.

"Pelaku ini padahal sosok yang baik banget. Orangnya baik, dengan teman royal dan enggak sayang untuk jajankan dan belikan apapun."

Hal serupa dikatakan S, warga Cibiru Hilir, yang juga menjadi korban. Ia juga mengaku kaget karena selama ini pelaku yang ia kenal adalah sosok yang baik.

"Enggak nyangka ya. Tapi ternyata dia bermuka dua. Padahal orangnya baik. Bahkan, yang tertipu pun sahabat-sahabat akrabnya hingga saudaranya. Kita tertipu oleh karakter baiknya. Jadi, enggak nyangka. Dia pinter mencari korban orang terdekat yang tahu dia," ujarnya.

Seperti yang lain, S juga mengaku, ia juga tergiur ikut membeli karena harganya yang murah.

"Saat itu dia menawarkan minyak murah Rp 29 ribuan. Saya tergiur dong hingga memesan sampai 500 karton minyak goreng dan lancar. Tetapi lalu dia enggak kirim-kirim lagi. Dia pun jadi sulit dihubungi," ujarnya.

Para korban yang tergabung dalam satu grup WhatsApp, menurut S, sempat beberapa kali mencari pelaku ke kediamannya.

"Tapi enggak ada titik terang," ujarnya.
Minyak-minyak yang ia pesan pada pelaku, ujar S, adalah minyak yang akan ia jual kembali. "Tapi sekarang jadi enggak jelas," ujarnya,

Belum Lapor

Kapolsek Cileunyi, Kompol Wahyo, mengaku belum ada laporan dari masyarakat yang mengaku menjadi korban penipuan berkedok pemesanan minyak goreng. "Laporan dari Kanit Rerskrim, (kasus penipuan berkedok pre-order minyak goreng) belum ada. Laporan yang ada adalah kasus penipuan terkait beras. Tapi, itu pun kami limpahkan ke Polresta Bandung," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Rabu (23/2).

Wahyo mengatakan, jual-beli dengan pola pre-order, seperti yang dilakukan para korban memang memiliki risiko. Itu sebabnya, para calon pembeli, ujar Wahyo, memang harus lebih berhati-hati dan cermat.

"Jangan sampai pesan banyak, tapi tahunya tertipu," ujarnya.

Menurutnya, saat memberi barang, terutama produk minyak goreng, apalagi dalam jumlah banyak, masyarakat sebaiknya memastikan dulu bahwa barang yang akan mereka beli itu ada wujudnya.

"Di gudang, misalnya. Apalagi, kan sekarang enggak boleh beli [minyak goreng] dalam jumlah banyak karena barangnya terbatas," kata Wahyo.

Baca juga: Ribuan Liter Minyak Goreng Siap Didistribusikan di Kota Bandung, Bakal Ada Operasi Pasar Tiap Pekan

Jika para korban rugi sampai puluhan bahkan ratusan juta per orangnya, kata Wahyo, itu berarti mereka membeli dalam jumlah yang banyak sekali.

"Jika, katakanlah harga minyak goreng itu Rp 15 ribu per liter, dengan Rp 1,5 juta saja sudah bisa beli 100 liter. Itu saja sudah sangat banyak," ujarnya.

(nazmi abdurahhman/nandri prilatama/lutfi ahmad mauludin)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved