Dedi Mulyadi Pejabat Pertama dengan 3 Juta Subscriber, 'Hatur Nuhun Kinerja Saya Direspons Positif'

Terhitung sejak Jumat 21 Januari 2022 jumlah pengikut Kang Dedi Mulyadi Channel di Youtube telah menembus hingga 3 juta

Editor: Ichsan
dok.dedi mulyadi
Nenek Sebatang Kara Tinggal di Gubuk Tepi Hutan, Dievakuasi Dedi Mulyadi Ditawari Kerja Pindah Rumah 

Menurutnya hal tersebut dilakukan karena kini memasuki abad digital. Sehingga setiap kegiatan dan pekerjaan bisa dilihat langsung oleh masyarakat.

“Kita sebagai pejabat publik kalau tidak mempublikasikan apa yang dilakukan nanti disangka dianggap tidak ada kerjaan,” katanya.

Tapi, kata Dedi, apa yang ia lakukan banyak dinilai sebagai bentuk pencitraan. “Ya benar itu pencitraan, karena setiap pejabat publik harus punya citra dan citra itu harus dilakukan secara konsisten bukan pura-pura atau dadakan, ada kamera pura-pura pungut sampah, ada kamera pura-pura peluk orang miskin, di depan kamera empatinya tinggi, bukan itu,” ujarnya.

“Tapi ada kamera atau tidak ya tetap kita melakukan apa yang menjadi tradisi hidup kita,” lanjut Dedi Mulyadi.

Pada akhirnya citra tersebut akan terbangun dari mulut ke mulut. Dalam bahasa Sunda, Dedi menyebutnya dengan istilah sabiwir hiji.

“Dalam Sunda itu jadi sabiwir hiji, menjadi satu cerita tokoh yang diceritakan banyak orang. Itu dalam ilmu politik sekarang disebut popularitas,” ujarnya.

“Popularitas itu populer, kalau sudah punya popularitas harus punya elektabilitas. Nah kalau punya elektabilitas punya keterpilihan. Punya keterpilihan itu berarti mengenal, menyukai dan memilih. Nah memilihnya karena apa, karena citra yang dibangun setiap waktu,” kata Dedi.

Baca juga: Pembekuan Izin Tambang Batu Dicabut di Karawang, Warga Dorong Dedi Mulyadi Gelar RDP di DPR RI

Kang Dedi Mulyadi mengatakan, apa yang ia lakukan saat ini sudah berlangsung sejak ia masih sebagai anggota DPRD Kabupaten Purwakarta dan bukan baru-baru ini. Hanya saja kegiatan tersebut baru dibuat video dan diposting baru-baru ini setelah muncul media sosial.

“Hidup saya dari dulu begini tanpa skenario, tanpa teks, tanpa konsep. Saguluyurna weh, nuturkeun indung suku, mengikuti ibu jari kalau dalam kehidupan fokus dan konsisten,” kata Kang Dedi Mulyadi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved