Guru Rudapaksa Santri
Sederet Kelakuan Herry Wirawan yang Bikin Jaksa Berikan Tuntutan Hukuman Mati hingga Dimiskinkan
Jaksa penuntut umum, juga mengungkapkan tuntutan kedua terhadap terdakwa yakni berupa hukuman tambahan berupa kebiri kimia dan penyebaran identitas
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Seli Andina Miranti
Pesimistis
Mengomentari tuntutan yang diajukan jaksa, keluarga korban yang berada di Garut mengatakan tuntutan tersebut memang menjadi poin-poin yang diperjuangkan pihak keluarga melalui kuasa hukum.
"Itu belum putusan, semoga (putusan) nanti sesuai sama tuntutan," ujar AN (34), salah seorang keluarga korban.
Namun, AN mengaku pesimistis bahwa putusan hakim akan sesuai dengan tuntutan.
"Apalagi secara historis hukum di Indonesia untuk kasus yang sama belum banyak yang dihukum mati," ucapnya.
Baca juga: Ini Tampang Herry Wirawan saat Hadir di Persidangan, Pakai Peci dan Rompi Merah
Menurutnya jika majelis hakim nantinya memutuskan hukuman mati untuk Herry Wirawan, maka akan jadi sejarah baru dan memberikan efek jera terhadap pelaku rudapaksa.
"Mudah-mudahan hukuman mati, jadi awal sejarah baru," ujarnya.
Hal senada dikatakan Yudi Kurnia, kuasa hukum korban.
"Ini kan baru tuntutan, ya nanti mudah-mudahan dari majelis hakim memutus sesuai dengan tuntutan, tidak ada pengurangan atau tidak ada pertimbangan yang dapat mengurangi tuntutan. Ini sudah jelas kejadian luar biasa, sebetulnya tidak ada alasan hukuman dikurangi," ujarnya.
Terkait tuntutan jaksa, kuasa hukum Herry Wirawan, Ira Mambo, belum bersedia banyak berkomentar.
"Pendapat kami mengenai tuntutran jaksa akan kami tuangkan di pleidoi. Jadi, kami belum bisa tanggapi saat ini, mohon dimaklumi," kata Ira saat dihubungi melalui telepon.
Pleidoi, kata Ira, adalah hak Herry sebagai terdakwa.
"Pembelaan akan kami sampaikan secara tertulis di muka persidangan. Terdakwa pun diberikan kesempatan memberikan pembelaan dengan kata-kata pribadinya," kata Ira.
(tribun network/nazmi abdurahman/sidqi al ghifari/dod)