Anak Bandung Dibuang di Banyumas
Masih Ingat Wajah Pelaku Tabrak Lari Nagreg, Saefudin Kesal Ingin Tendang 3 Oknum Anggota TNI
Rekontruksi kasus tabrak lari Salsa dan Handi digelar di lokasi kejadian, tepatnya di Jalan Raya Bandung-Garut Desa Ciaro Kecamatan Nagreg Bandung
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Rekontruksi kasus tabrak lari Salsa dan Handi digelar di lokasi kejadian, tepatnya di Jalan Raya Bandung-Garut Desa Ciaro Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung, Senin (3/1/2021).
Rekontruksi kasus tabrak lari yang berakhir dengan dibuangnya Salsa dan Handi ke Sungai Serayu Jawa Tengah itu, diikuti pula oleh satu saksi, Saefudin Juhri (52).
Di foto kejadian yang viral dan menampilkan dua pelaku oknum anggota TNI sedang mengangkat tubuh korban pada 8 Desember 2021 itu, ada sosok yang membelakangi kamera. Sosok itu merupakan Saefudin.

Baca juga: Ibunda Salsabila Rasakan Iba Lihat 3 Oknum Anggota TNI Pelaku Tabrak Lari saat Jalani Rekontruksi
Kemarin, Saefudin dipertemukan lagi dengan pelaku. Saat melihat wajah tiga oknum anggota TNI itu, Kolonel Priyanto, Koptu Dwi Atmoko dan Kopda Ahmad Sholeh, dia memastikan mereka adalah pelakunya.
"Inget pisan (wajah pelaku), soalna saat kejadian bareng ngangkat korban (sangat ingat karena saat kejadian mengangkat korban bersama), kejadiannya cukup lama, dan ternyata seperti itu kejadiannya," kata Saefudin di Nagreg, Senin (3/1/2021).
Menurut Saefudin, saat itu pelaku yang merupakan oknum TNI mengaku akan membawa korban ke rumah sakit, bahkan sempat menanyakan ambulan kepadanya.
"Pas diambil, dia bilang mau ke rumah sakit. Tolong lah bantuin, mau diambil ke rumah sakit aja," ujar Saefudin.
Bukannya dibawa ke rumah sakit, tapi korban malah dibuang pelaku ke Sungai Serayu. Salsabila (14) dan Handi (17), tak dibawa ke rumah sakit. Keduanya di temukan di aliran Sungai Serayu, Jawa Tengah di tempat yang berbeda.
Baca juga: Saat Kolonel Priyanto dan Dua Anak Buahnya Diborgol, Disoraki Warga saat Rekontruksi Tabrak Lari
"Pas liat lagi tersangka, ya kesal saja, gereget ingin nendang. Tapi, gak bisa karena dilarang kan sama petugas," katanya.
Dalam rekontruksi tersebut, menurut Saefudin, sangat sesuai dengan kejadian. Bahkan baju yang dikenakannya saat rekontruksi, harus baju yang digunakan saat membantu korban.
"Ini saya juga terpaksa menggunakan baju ini lagi, padahal sudah gak mau pakai baju ini lagi, suka keinget-inget kejadian itu," ujarnya.
Saefudin pun, menunjukkan, di baju biru yang dikenakannya masih terdapat bercak darah.
"Ini, ini masih keliat bekas darah," katanya.
Selain itu, kata Saefudin, kegiatannya juga menjadi terganggu karena harus bulak balik memberikan keterangan kepada yang berwenang.
"Saya kan kerja, memang tidak apa-apa, majikan mendukung saya untuk itu. Tapi kan gak enak, jadi sering bolos," katanya.