Rencana Menkeu Hentikan Impor Thrifting Jadi Angin Segar bagi Pengusaha Distro di Bandung

Dengan adanya larangan impor thrifting tersebut tentu ada potensi produk lokal bisa lebih diminati dan dibeli oleh masyarakat.

putri puspita nila/tribunjabar.co.id
DISTRO - Salah satu distro di Jalan Sultan Agung, Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Adanya langkah Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa yang berencana akan menghentikan impor pakaian bekas (thrifting) menjadi angin segar bagi para pelaku usaha distro di Kota Bandung.

Pasalnya, jika kebijakan tersebut sudah berlaku, produk para pengusaha distro di Kota Bandung akan kembali bergeliat hingga akhirnya akan berdampak baik bagi omzet mereka, termasuk perekonomian di Kota Kembang ini.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurdin mengatakan, dengan adanya larangan impor thrifting tersebut tentu ada potensi produk lokal bisa lebih diminati dan dibeli oleh masyarakat.

Baca juga: Korean Blouse Pakaian Thrift Shop Paling Diburu Pembeli di Pasar Cimol Gedebage Bandung

"Apalagi Kota Bandung unggul di bidang distro, dan clothing industri fashionnya. Jadi kita dorong para pelaku usaha lokal untuk terus berinovasi dengan beberapa produk," ujar Ronny, Kamis (13/11/2025).

Dia mengatakan, potensi berkembangnya pelaku industri  distro di Kota Bandung cukup besar setelah adanya kebijakan ini, terutama yang ada di kawasan Trunojoyo, Sultan Agung, dan Bahureksa. Sebab, brand yang ada di tiga lokasi itu sudah memiliki nama besar.

"Malah saya dapat informasi clothing-clothing di kawasan Trunojoyo, Sultan Agung, Bahureksa termasuk mendapat kunjungan dari luar. Misalnya dari Malaysia, dan Singapura, itu masih mencari produk clothing dari Kota Bandung meskipun Bandara Husein tidak bisa gunakan," katanya.

Kendati demikian, pihaknya mendorong, para pelaku usaha distro tersebut harus mempunyai daya saing, kemudian inovasi, dari kreasinya agar ke depannya produk atau brand mereka bisa terus berkembang dan akhirnya bisa ekspor.

"Kita dorong juga untuk bisa ekspor ya, tapi minimalnya menjadi konsumen buat masyarakat lokal kita. Beberapa kali pertemuan kita sudah ajak mempromosikan di beberapa event seperti Pasar Kreatif Bandung, itu beberapa teman-teman dari clothing itu ikut pameran," ucap Ronny.

Dengan cara seperti itu, kata dia, berdampak baik juga terhadap brand yang sebelum sudah vakum, kini bisa aktif kembali dengan menyuguhkan produk-produk yang diminati oleh masyarakat.

Baca juga: Ternyata Baju Bekas Thrift Shops Jadi Outfit Citayam Fashion Week, Bisa Cegah Limbah Lingkungan?

"Ada brand yang sempat 10 tahun vakum, sekarang bangkit lagi. Mudah-mudahan lah menggeliat lagi seperti dulu agar Bandung tetap dikenal sebagai kota fashion karena brand-nya masih kuat," katanya.

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved