Berkah Petani Jagung Bandung di Akhir Tahun, Imbas Tradisi Santap Jagung Bakar Saat Malam Tahun Baru

Di akhir tahun ini Ocin memanen dua ton jagung yang laku dipesan oleh bandar dan warga.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Petani asal Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat memanen jagung beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Ocin (42), petani asal Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), begitu semringah saat memanen jagung manis dari kebunnya.

Panen jagung di penghujung tahun memang selalu istimewa. Begitu pula kali ini.

Meski keringat bercucuran akibat terik panas matahari, Ocin bersama sejumlah pekerjanya begitu semangat saat memetik jagung untuk dikumpulkan dan dimasukkan ke karung.

Jagung yang dipanen Ocin kali ini juga sangat memuaskan. Bukan saja hasilnya yang melimpah, tapi juga kualitasnya yang bagus.

Namun, bukan itu yang membuat panen kali ini sungguh istimewa. Panen jagung di penghujung tahun memang selalu membawa berkah.

Momennya yang bertepatan dengan tahun baru membuat Ocin sama sekali tak kesulitan memasarkannya sekalipun jagungnya berlimpah.

Tradisi masyarakat membakar jagung saat malam tahun baru membuat Ocin kebanjiran pesanan, dan kali ini perhitungannya tak meleset.

Ocin mengaku sudah merencanakan momen ini sejak mulai menggarap kebunnya.

"Memang sengaja tanam jagung sejak tiga bulan lalu, agar bisa penen pas tahun baru. Hasilnya maksimal karena intensitas hujan sangat tinggi beberapa bulan kemarin," ujar Ocin saat ditemui di kebunnya, belum lama ini.

Petani asal Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat memanen jagung.
Petani asal Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat memanen jagung. (Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin)

Berkah semakin bertambah, karena uang bukan saja datang dari penjualan jagungnya, tapi juga dari pohon dan terutama daunnya.

"Daunnya biasa dipakai wajit atau pakan ternak. Jadi lumayan juga, apalagi masuk tahun baru," kata Ocin.

Seiring banyaknya permintaan, kata Ocin, harga jual jagung di penghujung tahun juga selalu memuaskan hatinya.

Tahun ini, jagung yang ia panen di lahan seluas 1,4 ribu hektare menghasilkan keuntungan kotor sekitar Rp 8 juta.

"Alhamdulillah banyak pesanan dan harganya naik. Tadi setelah ditimbang kurang lebih dapat dua ton," ucapnya.

Ocin mengatakan, harga jual jagung dari tingkat petani saat ini sudah menyentuh angka Rp 4 ribu hingga Rp 5 ribu per kilogram, sedangkan pada hari biasa harga jagung manis maksimal hanya Rp 3 ribu per kilogram.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved