Jembatan Gantung Dibangun di Desa Tenjolaut Sukabumi, Tak Lagi Harus Bertaruh Nyawa dan Basah Kuyup

Warga Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi kini bisa menikmati akses jembatan gantung yang terbentang kokoh di atas Sungai Cikidang.

Istimew/JQR
Warga Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi kini bisa menikmati akses jembatan gantung yang terbentang kokoh di atas Sungai Cikidang. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Warga Desa Tenjolaut, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi kini bisa menikmati akses jembatan gantung yang terbentang kokoh di atas Sungai Cikidang.

Jembatan tersebut dibangun berkat peran organisasi kemanusiaan bentukan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Jabar Quick Response (JQR).

Koordinator Kanal Jembatan JQR, Mulla Panggabean, mengatakan kebutuhan jembatan gantung adalah salah satu kanal aduan di JQR. Masyarakat bisa melaporkan ke website jabarq.id atau media sosial JQR jika memiki persoalan terkait kebutuhan akses jembatan untuk mobilisasi keseharian warga.

“Banyak warga melaporkan soal kebutuhan jembatan gantung di daerahnya karena terputusnya akses ekonomi, pendidikan dan pelayanan lainnya. Maka daripada itu kemudian jadi isu kemanusiaan yang wajib direspon oleh JQR,” kata Mulla melalui ponsel, Kamis (30/9).

Sebelumnya Warga Desa Tenjolaut harus turun melawan derasnya aliran air sungai untuk mendapatkan akses pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lainnya.  

Baca juga: Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung di Jabar Tinggi, RSUD Al Ihsan Buka Telekonsultasi

Warga nekat dan bertaruh nyawa ketika menyeberangi Sungai Cikidang dengan lebar sekitar 50 meter itu. Bahkan jika aliran sungai sedang deras, akses satu-satunya Desa Tenjolaut untuk keluar masuk ke wilayah lainnya itu tak bisa dilewati.

Dalam proses pembangunan jembatan gantung itu, tim JQR bergotong-royong  dengan warga desa. Hal ini adalah wujud dari community development yang dilakukan JQR untuk setiap pelaksanaan pembangunan jembatan.

Tujuannya, kata Mulla, pembangunan jembatan bukan hanya membangun infrastruktur namun juga etos yang selama ini ada di desa yakni gotong royong. 

“Jauh hari sebelum pembangunan kami melakukan assesment dan sosialisasi sampai membentuk kelompok kerja sehingga ujungnya bukan hanya membangun infrastuktur tapi juga menghubungkan manusia dengan manusia,” katanya.

Partisipasi warga dipadukan dengan tim teknis pengerjaan dapat memotong waktu pembangunan. Disamping itu, warga juga akan timbul rasa memiliki, sehingga kedepan turut merawat jembatan yang dibangun. 

“Pengerjaan melalui  jasa kontraktor akan lebih lama, kunci kecepatan  adalah partisipasi masyarakat dengan tim teknis pengerjaan, disini seminggu selesai,”ucapnya. 

Selain gotong royong dengan warga, JQR juga berkolaborasi dengan pihak swasta Bank Jabar Banten (BJB) dan Vertical Rescue Indonesia (VRI). Menurut Mulla, JQR sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa pun dan mengajak untuk bersama menuntaskan permasalahan kemanusiaan di Jawa Barat.

“Sesuai dengan amanat Gubernur Jabar untuk percepatan menyelesaikan permasalahan kemanusiaan kami harus mengedepankan cara-cara kolaborasi, selama itu urusan kemanusiaan mari kita bersama selesaikan,” ujar Mulla.

Baca juga: Konser Musik Hingga Hiburan di Resepsi Pernikahan di KBB Masih Belum Dibolehkan

Kepala Desa Tenjolaut Soleh, mewakili warga, mengungkapkan rasa terima kasihya kepada Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Jembatan gantung tersebut sangat penting bagi kehidupan warga Desa Tenjolaut

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved