Kaum Perempuan Afghanistan Mulai Ketakutan, Dipaksa Dijodohkan dan Tinggalkan Pekerjaan

Dia bersembunyi bersama keluarganya, menghapus foto-fotonya dari media sosial jika Taliban sedang mencari target.

Editor: Ravianto
AP Photo
Para milisi Taliban menguasai istana kepresidenan Afghanistan setelah Presiden Afghanistan melarikan diri. 

Apa yang akan menjadi pekerjaan mereka?” kata Ainy (39)

Pada Senin (16/8/2021), dia menyaksikan pejuang Taliban mendekati gedung apartemen keluarganya.

Mereka merebut mobil Land Rover dan mobil mewah lainnya dari tempat parkir terdekat.

Jika pengemudi menolak, mereka memukuli mereka, melukai beberapa orang, katanya.

Putrinya, Nigina (12) dan Tahmina (8) pulang sekolah tanpa batas waktu.

Ainy tidak yakin bagaimana akan memberi mereka makan.

Dia dan suaminya, yang juga bekerja untuk pemerintah, tidak tahu apakah akan dibayar bulan ini.

Mereka memiliki kerabat di Jerman dan Turki tapi tidak tahu bagaimana mereka akan sampai di sana.

Dia mengatakan kerabat yang pergi ke bandara Kabul minggu ini ditolak.

“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya, pekerjaan saya, hidup saya,” kata Ainy.

"Saya memikirkan putri saya, masa depan putri saya," ujarnya.

Artis Basira Shahnawaz mengatakan suaminya, seorang profesor musik di Universitas Kabul, mengajukan permohonan visa imigran khusus AS tetapi ditolak.

“Dengan kedatangan Taliban, ketakutan mengambil alih seluruh keberadaan saya dan semua pencapaian saya hilang,” kata Shahnawaz (25,) melalui WhatsApp (WA).

Dia menganggap dirinya sebagai aktivis hak-hak perempuan yang menolak tekanan dari keluarga konservatifnya.

Dia memperoleh gelar master dalam seni visual dan pertunjukan dari Universitas Kabul.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved