Virus Corona di Jabar
Tak Layani Pasien Covid-19 karena Tabung Oksigen Kurang, IGD RSUD Majalaya di Bandung Tutup
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Majalaya di Kabupaten Bandung ditutup sementara karena membludaknya pasien dan kekurangan oksigen.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Majalaya di Kabupaten Bandung ditutup sementara karena membludaknya pasien dan kekurangan tabung oksigen medis .
Pantauan Tribun Jabar, pintu masuk IGD RSUD Majalaya tertutup. Di depannya terdapat tulisan di kertas berwarna putih yang ditempel.
"Terhitung mulai 29 Juni pulul 22.00 IGD RSUD MAJALAYA DiTUTUP SEMENTARA WAKTU, sampai dengan pemberitahuan selanjutnya. Ttd Manajemen RSUD MAJALAYA," tulisan di kertas yang ditempel di pintu IGD RSUD Majalaya.
Baca juga: Covid-19 Varian Delta Ditemukan di Tiga Daerah di KBB, Balita dan Anak 5-18 Tahun Terjangkit
Meski demikian, warga masih ada yang mengunjungi RSUD Majalaya tapi bukan untuk masuk ke IGD. Di tempat parkir yang ada di depan IGD RSUD Majalaya, juga terlihat deretan kendaraan roda dua terparkir.
Mereka yang datang ke RSUD Majalaya hanya keluarga pasien rawat inap, dan pasien rawat jalan. Sebab pelayanan rawat inap dan rawan jalan masih dibuka, yang ditutup hanya IGD.
Humas RSUD Majalaya, Agus Heri Zukari, membenarkan, IGD RSUD Majalaya ditutup sementara dan tak melayani pasien yang datang ke IGD.
"Mulai kemarin mengambil kebijakan berdasarkan rapat emergency, tadi malam untuk menutup bagian pelayanan khususnya IGD karena terkait dengan ketersedian oksigen, dan suplai oksigen ke rumah sakit," ujar Agus, saat ditemui di RS Majalaya, Rabu (30/6/2021).
Agus mengungkapkan, keputusan ini diambil karena melonjaknya kasus Covid-19 sekarang dan kebutuhan pasien umum yang memerlukan oksigen.
"Jadi kebutuhan oksigen rumah sakit ini, bukan hanya untuk memenuhi pasien Covid-19, tapi juga untuk pasien umum yang memerlukan dan juga beberapa tindakan, seperti oprasi dan lainnya juga sangat memerlukan (oksigen)," katanya.
Baca juga: Lebih dari Separuh Pengurus Karang Taruna Kota Bandung Positif Covid-19 Hingga Membuat Crisis Center
Agus mengatakan, pihaknya sudah dapat pemberitahuan dari suplier oksigen mereka tak bisa mencukupi yang dipesan untuk kebutuhan rumah sakit.
"Kebutuhan sekitar 125 tabung oksigen kemarin hanya dikirim 30 tabung oksigen waktu pagi, dan sore 40 tabung, jadi ada kekurangan sekitar 75 tabung," katanya.
Ketersedian oksigen yang ada, kata Agus, hanya menanggulangi pasien yang sudah dirawat sehingga kebijakan untuk penutupan IGD diambil.
"Jadi stok oksigen yang ada diutamakan untuk yang sedang dirawat. Kami berkordinasi dengan pelayananan yang lain baik puskesmas, klinik, dan rumah sakit untuk memberikan bantuan kebutuhan oksigen. Kami berkomunikasi juga dengan rumah sakit rujukan, sistem rujukan untuk pasien yang kami tidak bisa dilayani di sini karena keterbatasan oksigen," ucapnya.