Kembali Terdampak Pengeboman Terowongan KCIC, Puluhan Rumah Warga Tipar Silih Asih Retak Parah

Getaran ledakan yang cukup kencang itu sangat terasa karena selain lokasinya yang sangat dekat, daya ledaknya juga kemungkinan ditambah.

Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Warga yang terdampak pengeboman terowongan KCIC saat menunjukan bagian rumahnya yang retak. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Sejumlah warga Kompleks Tipar Silih Asih, RT 4/13, Desa Laksana Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) kembali terdampak ledakan pengeboman proyek pembangunan terewongan Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC).

Lokasi pengeboman terowongan tersebut dilakukan di daerah Gunung Bohong yang jaraknya hanya 90 meter dari rumah warga yang berada di RT 4, sehingga mereka juga sangat merasakan getaranya.

Ketua RW 13 Rudianto, mengatakan, akibat ledakan tersebut sebanyak 22 rumah warga yang dulunya sudah retak-retak, kini retakannya menjadi lebih parah karena lokasi pengeboman terowongan itu menjadi lebih dekat.

"Apalagi kemarin pada 31 Mei 2021, ledakannya sampai 11 kali sehari dan itu getarannya sampai terasa, kaca dan barang juga sampai bergetar," ujar Rudianto saat ditemui di rumahnya, Rabu (2/6/2021).

Getaran ledakan yang cukup kencang itu, kata dia, sangat terasa karena selain lokasinya yang sangat dekat, daya ledaknya juga kemungkinan ditambah.

"Jarak antara lokasi pengeboman dengan rumah warga rata-rata 120 meter, kalau yang paling dekat 90 meter," katanya.

Ia mengatakan, pengeboman itu dilakukan oleh pihak kontraktor mulai pagi, siang, dan sore hari, sehingga hal tersebut membuat warga tidak tahan dengan adanya ledakan tersebut.

Baca juga: Wacana Pemekaran KBB, Masyarakat Setuju Ada Kota Lembang Asal Tidak Ada Kepentingan Terselubung

Atas hal itu, kata dia, warga yang terdampak ledakan itu mendatangi pihak PT CREC yang merupakan kontraktor pembangunan terowongan KCIC untuk protes.

"Karena retakan di rumah mereka semakin membesar dan menganga dan apalagi, rumah yang diujung itu, (RT 4) bagian temboknya berjatuhan," katanya.

Ketua RT 4, Heru Agam (50) mengatakan, saat proses ledakan yang terakhir, dirinya merasakan getaran sebanyak tiga kali dengan durasi getaran yang cukup panjang.

"Kirain saya setelah itu mau selesai, tapi ada lagi getaran, kemudian warga pada keluar dan bilang ke saya sudah tidak bisa ditolerir lagi," kata Heru.

Baca juga: Inilah Potret Pembangunan Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, Ikon Toleransi

Untuk diketahui, di Kompleks Tipar Silih Asih itu terdapat 120 KK dan 500 jiwa. Namun hampir semua rumah warga itu mengalami keretakan, baik yang retak kecil maupun yang retak besar.

Pantauan Tribun, rumah warga yang retak-tetak itu kebanyakan bagian dindingnya, baik itu dinding ruang tamu, kamar dan kamar mandi, maupun lantai rumahnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved