Jalan Kaki Gombong-Bandung Ternyata Cuma Akal-akalan Agar Tuai Simpati, Idenya dari Siapa?
Saat itu mereka mengaku terpaksa jalan kaki Gombong-Bandung karena hanya memiliki uang Rp 120 ribu usai dipecat dari pekerjaannya.
"Makanya dari polres mungkin menelepon Kapolsek, Kapolsek dengan Bhabinkamtibmasnya ke sini langsung, maka kami antisipasi, yaitu tentang karantina (sebab dalam kondisi Covid-19)," kata Ridwan di Kantor Desa Pananjung, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Minggu (9/5/2021).
Ridwan mengatakan, dilihat dari data administrasi kependudukan, keluarga yang viral berjalan kaki itu bukan merupakan warga Desa Pananjung.
"Beliau bukan orang Desa Pananjung, enggak tahu kami juga, tapi kata istrinya (identitasnya) masih di Medan," kata Ridwan.
Ridwan mengungkapkan, sebetulnya hanya orang tua dari laki-lakinya, yakni Dani terdaftar sebagai warga di Desa Pananjung, sedangkan istrinya berasal dari Medan.
"Kalau secara administrasi itu mungkin WNI aja lah, cuma tinggalnya mungkin enggak tahu di mana," ucap Ridwan.

Ridwan mengungkapkan, pihaknya membantu keluarga tersebut bukan karena domisili sebagai warga Desa Pananjung, tapi sebagai rasa kemanusiaan saja.
"Kalau ke sini (kantor desa) mungkin dari Polres diantar ke sini dikarenakan punya asumsi bahwa beliau warga Desa Pananjung, ternyata diklarifikasi dari data apa pun bukan orang Desa Pananjung, cuma orang tuanya (Dani) aja yang ada di sini," kata dia.
Menurut Ridwan, Dani sekeluarga dari Ciamis dapat tumpangan, secara logika juga bingung kalau jalan kaki dari sana, berapa jam sampai ke sana.
"Mungkin benar atau tidaknya tergantung beliau, tapi kita mengasumsikannya secara logika saja, dari Ciamis ke sini," ucapnya.
Kini Dani bersama istri dan anaknya dikarantina terlebih dahulu di Desa Pananjung, sebab menurut Ridwan, mengikuti aturan PPKM.
"Setelah beres karantina, kami juga bingung, mau ke mana, dengan keluarganya kurang akur," ucapnya. (*)