Di Tangan Mang Utis, Limbah Bambu dari Sungai Citanduy Disulap Menjadi Barang Bernilai Seni Tinggi
Limbah atau potongan bambu yang tumbuh atau hanyut di Sungai Citanduy atau Sungai Cipalih menjadi barang bernilai seni dan ekonomis di tangan Utis.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Giri
Sedangkan biji burahol yang harum dibuat gelang.
Tentu saja limbah tempurung kelapa, lebih menantang imajinasi dan kreatifivitas.
Tak hanya sekadar membuat asbak, gelas atau teko dari tempurung.
“Dari limbah tempurung banyak jenis karya seni yang bisa dibuat,” ujar Mang Utis.
Berbagai karya buah keterampilan memanfaatkan limbah bambu tersebut oleh Mang Utis kini dipajang di rumahnya sekaligus markas Sanggar Nagawiru di Lingkungan Rancapetir RT 01 RW 28 Kelurahan Ciamis.
Di tengah kemajuan teknologi, Mang Utis tidak memasarkan berbagai karya seninya tersebut secara online, misalnya lewat medsos.
“Senangnya langsung bertemu dengan calon pembeli. Jualannya ya dari rumah ke rumah bersilaturahmi langsung dengan peminat ,” katanya.
Meski demikian, Mang Utis rajin ikut berbagai kegiatan pameran atau kegiatan-kegiatan budaya tradisi untuk memperkenalkan buah karya seninya yang unik tersebut. (andri m dani)
