Ada Warga Meninggal Usai Dikunjungi Anaknya yang Mudik, Pemudik Lolos Harus Karantina Lima Hari
Tahun lalu warga meninggal karena terpapar virus dari anaknya yang mudik bisa jadi pelajaran karena itu pemudik yang lolos harus karantina lima hari
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat dan seluruh stakeholders menjaga tren penurunan kasus COVID-19 di Jabar. Caranya dengan meningkatkan kewaspadaan terutama di area transportasi jelang Idul Fitri 1442 H/2021.
Demikian terungkap dalam rakor antara Gubernur bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Ketua Satgas Penanganan COVID-19/Kepala BNPB Doni Monardo secara virtual dari Pendopo Bupati Cirebon, Kamis (29/4/2021). Pertemuan juga diikuti seluruh bupati/ wali kota, serta camat se-Jabar.
Upaya mutlak yang wajib dilakukan masyarakat agar tren menurun dapat dipertahankan adalah dengan tidak pulang kampung saat Lebaran.
Baca juga: BERITA POPULER JAWA BARAT Guru Tak Bisa Lihat dan Lumpuh usai Disuntik Vaksin Covid-19
Jika memaksa, tsunami COVID-19 di India sangat berpotensi terjadi di Indonesia bila warganya lengah dan mengendurkan kedisiplinan.
"Kami ingin tren (penurunan COVID-19) ini dijaga. Semoga dengan melakukan koordinasi hari ini khususnya kewaspadaan dan pelarangan mudik, tren yang baik ini bisa kita terus pertahankan," ujarnya.
Agar tidak terjadi kebocoran pemudik.
Pemda Provinsi Jabar, pemkab/pemkot bersama kepolisian/TNI telah menyekat 120 titik di pintu- pintu masuk wilayah, termasuk di jalur tikus yang menjadi incara pemudik nakal.
"120 titik akan kami sekat termasuk jalan tikus akan dijaga dan razia karena Jabar punya anglomerasi Bodebek dan Bandung Raya," ujar Kang Emil.
Bila mudik tetap dilakukan, yang paling rawan tertular COVID-19 adalah para lansia di kampung halaman.
Baca juga: Ada Warga Sekitar Sekolah Terpapar Covid-19, PTM di 3 SD di Cidolog Ciamis Dihentikan Sementara
Gubernur mengingatkan peristiwa tahun lalu warga Ciamis meninggal setelah dikunjungi anaknya yang mudik dari Jakarta, harus dijadikan pelajaran.
"Yang paling rawan adalah lansia, kami tidak mau terulang lagi seperti kasus mudik di Ciamis tahun lalu," tuturnya.
Saat ini, sosialisasi, edukasi, dan strategi komunikasi sedang dijalankan melalui berbagai saluran media untuk menanamkan kesadaran tidak mudik dan jika memaksa akan berbahaya.
"Sosialisasi larangan mudik akan makin gencar," ucap Kang Emil.
Namun apabila sampai ada pemudik yang sampai lolos melewati sekat dan sampai ke kampung halamannya, Gubernur meminta posko RT/RW/kelurahan/desa memberlakukan karantina selama lima hari.
Baca juga: Gubernur Jabar: Jangan Mudik, Jangan Terlena, Berkaca Pada Tsunami Covid-19 di India