Setiap Ramadan Jumlah Pengemis di Kota Bandung Meningkat, Ada yang Mengkoordinir, Ini Penyebabnya

Setiap memasuki bulan suci Ramadan jumlah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) seperti pengemis di Kota Bandung selalu meningkat

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Siti Fatimah
medan.tribunnews.com
ilustrasi 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Setiap memasuki bulan suci Ramadan jumlah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) seperti pengemis dan gelandangan di Kota Bandung selalu meningkat. 

Demikian dikatakan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Bandung, Dadang Aziz Salim, saat ditemui di Balai Kota Bandung, Selasa (13/4/2021). Dari hasil penjangkauan, kata dia, ada tren baru yang mendorong PKKS turun ke jalan. 

Dari beberapa yang berhasil dilakukan penjangkauan, kata dia, para gelandangan dan pengemis (gepeng) ini mengaku terpaksa turun ke jalan lantaran terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Baca juga: Jalani Pengobatan Saat Puasa? Berikut Obat yang Tidak Membatalkan Puasa

"Kalau dari hasil penjangkauan kemarin, itu karena PHK. Karena tidak kerja, kemudian coba-coba ikut temannya yang dijalanan. Mungkin banyak masyarakat yang bantu di jalanan ya jadi semakin betah," ujar Dadang. 

Dadang telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk bekerja sama dengan tim dari Unit Social Respon (USR) menyasar PPKS disejumlah lokasi seperti tempat ibadah, tempat perbelanjaan, dan di persimpangan jalan.

"Saat Ramadan dan lebaran, kami sudah memetakan mungkin awalnya dari masjid-masjid dulu karena kebanyakan di pelataran. Mudah-mudahan oleh USR bisa mengatasinya," katanya.

Baca juga: LAFAZ DOA BUKA PUASA RAMADAN, Arab dan Latin, Lengkap Penjelasan Hadis, Berbuka Menjadi Berkah

Pihaknya pun membuat pemetaan potensi rawan timbulnya PPKS selama Ramadan ini. Area potensi PPKS ini, kata dia, diklasifikasikan ke dalam tiga zona yaitu zona merah, kuning dan hijau.

"Kalau merah itu rawan. Kuning masih bisa diatasi. Hijau itu lebih tidak mengganggu ke pengguna jalan,” ujarnya. 

Dadang menyebutkan zona merah yang paling rawan di Kota Bandung berada di kawasan Pasir Koja dan Paster.

Menurutnya, PPKS di wilayah itu justru memiliki koordinator yang memimpin di area tersebut.

Baca juga: Kisah Alquran Tertua, Usia 363 Tahun, Sempat Hilang di Laut, Tapi Tiba-tiba Muncul di Rumah

Menurut Dadang PPKS di lokasi tersebut kerap melawan ketika dilakukan penjangkauan.

Sedangkan tim USR Dinsos tidak bisa melakukan tindakan tegas karena tetap mengedepankan upaya persuasif.

"Titik merah yang rawan itu seperti di Pasir Koja itu susah karena ada yang 'pegang'. Jadi ada yang mengoordinir. Di sana itu mereka bisa sampai ketok-ketok pintu (kendaraan). Sulit juga dijangkau penertiban," ucapnya.

Dadang tidak memungkiri apabila pada Ramadan ini tim USR Dinsos Kota Bandung kerap kewalahan melakukan penjangkauan.

Baca juga: VIDEO-Pondok Pesantren Al Quraniyah Gelar Salat Tarawih Tercepat

Sehingga membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak baik instansi pemerintah, lembaga swasta ataupun masyarakat.

"Kami keterbatasan sarana dan prasarana dan SDM. Karena keterbatasan anggaran, jadi kami hanya bisa merekrut 30 orang," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk penanganan masalah virus. Hingga saat ini, Dadang memastikan belum terdata ada PPKS yang terpapar Covid-19.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved