Bandara Husein Sastranegara Bandung Mulai Berlakukan Layanan GeNose
Mulai 1 April 2021 Bandara Husein Sastranegara Bandung menerapkan layanan GeNose
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Bandara Husein Sastranegara Bandung kini sudah menerapkan layanan GeNose C19 bagi calon penumpang pesawat.
GeNose C19 menjadi salah satu alternatif skrining kesehatan bagi pengguna transportasi udara ini resmi diberlakukan di 4 bandara PT Angkasa Pura 2 termasuk di Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi mengatakan, untuk pertama kalinya yakni mulai 1 April 2021 GeNose C19 digunakan di 4 bandara yakni Bandara Husein Sastranegara Bandung, Bandara Internasional Yogjakarta, Bandara Internasional Juanda Surabaya, dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Baca juga: Empat Belas Tahun Mengabdi, Tangan Dingin Edo Bawa Smartfren Jabar Capai Mimpi
"Ini pertama kali GeNose C19 digunakan di bandara, tentu saja ini sesuatu yang positif karena seperti kita tahu,GeNose C19 merupakan produk anak bangsa, dan ini sudah sesuai arahan presiden, harus mengutamakan produk dalam negeri,", kata Menhub dalam keterangan resminya, Kamis (1/4/2021).
Menurutnya, GeNose C19 sudah teruji karena telah digunakan di 44 stasiun kereta api dan sudah lebih dari 300 ribu orang menggunakan GeNose.
Pihaknya berpesan, dalam pelaksanaan penerapan GeNose C19 benar-benar teliti. Karena bandara seperti halnya stasiun kereta api, pelabuhan merupakan simpul transportasi yang wajib dipantau untuk menscreening orang-orang yang bepergian.
"Pemeriksaan menggunakan GeNose C19 PCR, maupun Rapid Test Antigen sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19. Meski sudah melakukan pemeriksaan, penerapan protokol kesehatan harus tetap dilakukan," katanya.
Baca juga: Maluku Tenggara Diguncang Gempa Bumi Berkekuatan M5 Pagi Tadi, Tidak Berpotensi Tsunami
Dikutip dari laman resmi UGM, GeNose yaitu berupa alat yang mampu mendeteksi dan mendiagnosis apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak hanya dengan hembusan nafas.
GeNose bekerja secara cepat dan akurat mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama nafas seseorang.
Nafas orang diambil diindera melalui sensor-sensor dan kemudian diolah datanya dengan bantuan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk pendeteksian dan pengambilan keputusan.
Selain unsur kecepatan dan keakurasian, GeNose didesain sangat handy sehingga dapat dioperasikan oleh seseorang secara mandiri dan efisien.
GeNose merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian Covid-19 melalui hembusan nafas yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosis secara real time.
Baca juga: Uu Ruzhanul Apresiasi KPK Gencar Berkegiatan di Jabar
Hebatnya, GeNose juga mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi.
Data yang terkumpul di dalam sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemetaan, pelacakan dan pemantauan penyebaran pandemi secara aktual.
Uji profiling (kalibrasi) GeNose sudah dilakukan dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta hasilnya menunjukkan tingkat akurasi tinggi, yaitu 97 persen.