Banyak Warga Idap hipertensi, Wagub Jabar Minta Penanganan COVID-19 Seimbang Dengan Penyakit Lain
Data nasional menunjukkan penyakit penyerta (komorbid) pada kasus COVID-19 terbanyak sekaligus angka tertinggi pada kematian adalah hipertensi
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta dinas kesehatan kabupaten/kota fokus penanggulangan penyakit tidak menular (PTM) pada masyarakat yang menjadi penyerta COVID-19.
Dibutuhkan perimbangan antara penanganan COVID-19 dengan penyakit tidak menular.
Demikian terungkap dalam Pertemuan Advokasi Penguatan Strategis Penyakit Tidak Menular (PTM) bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara virtual, dari Rumah Singgah Kota Tasikmalaya, Senin (28/12/2020).
Baca juga: 42 Orang yang Diperiksa di Rest Area Ini Dinyatakan Positif Covid-19
"Jangan hanya COVID-19 yang menjadi fokus, tetapi PTM pun harus menjadi perhatian kita semua," ujar Wagub.
Data nasional menunjukkan penyakit penyerta (komorbid) pada kasus COVID-19 terbanyak sekaligus angka tertinggi pada kematian adalah hipertensi atau darah tinggi.
Selain hipertensi, penyakit diabetes mellitus (DM), penyakit jantung dan penyakit paru obstruksi kronik menjadi komorbid yang paling banyak ditemukan pada kasus-kasus kematian COVID-19.
Baca juga: Kasus Covid-19 Bertambah di Majalengka Seiring Selesainya Libur Akhir Pekan, Diduga Karena Hal Ini
Sementara hipertensi dan penyakit jantung menjadi fokus tersendiri di Jabar. Tercatat 1,6 persen warga Jabar menderita penyakit jantung, di atas angka nasional 1,5 persen.
Sementara 9,67 persen warga Jabar menderita hipertensi melebihi rata-rata nasional 8,36 persen.
Menurut Wagub, PTM lebih berbahaya pada masa pandemi karena meningkatkan risiko kematian pada pasien terinfeksi COVID-19.
Baca juga: Total Kasus Positif Covid-19 di Ciamis Tembus Angka 1.005 Orang
"Yang berbahaya adalah mereka yang sudah memiliki PTM dan terkena COVID-19," kata Kang Uu.
Dia melanjutkan, pertemuan dengan dinkes kabupaten/kota bertujuan memberikan penguatan kembali kepada insan-insan kesehatan untuk tidak mengabaikan PTM.
“Karena memang ini yang paling berbahaya," tambahnya.
Baca juga: Jelang Pergantian Tahun, Ruang Isolasi Pasien Covid-19 di Kota Sukabumi Penuh
Kang Uu juga menekankan pentingnya koordinasi dan kolaborasi dinkes provinsi dak kabupaten/kota.
"Sebesar apapun anggaran yang dikeluarkan, sekuat apapun legalitas sebagai pemerintah, serta tanggung jawab setinggi apapun dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, kalau tidak ada kolaborasi dan kebersamaan hasilnya nihil," tuturnya.