Cerpen
Cerpen Minggu Ini: Lelaki yang Teperdaya Sepi
Lelaki itu menarik napas dalam-dalam. Penuh debar saat mendekati si gadis. Waswas dengan dirinya sendiri.
Lelaki yang Teperdaya Sepi
Cerpen Adi Zamzam
“Kau sudah siap?” tanyanya tanpa menoleh wajah.
“Kupasrahkan semuanya kepadamu, Tuan,” ujar suara lembut yang tak jauh darinya.
Lelaki itu menarik napas dalam-dalam. Penuh debar saat mendekati si gadis. Waswas dengan dirinya sendiri. Khawatir dengan sesuatu yang bisa merebut segala kesadarannya.
**
Burung-burung camar begitu riuh tatkala ia mulai menyusuri pantai kotor nan berbau amis. Mereka seperti tengah bersorak-sorak, coba membangunkan si liar dalam dirinya. Sesekali riuh itu juga terdengar seperti ejekan atas kebodohannya menyia-nyiakan kesempatan.
Perlahan ia menyusuri pantai itu. Melaksanakan sebuah ritual membersihkan bau amis yang menguar dari segala penjuru. Ia fokuskan sepenuh diri. Tugasnya hanyalah membersihkan pantai. Tak boleh lebih.
“Saya berjanji akan sedia memenuhi segala kehendak Tuan jika Tuan berhasil menghilangkan bau amis di sekujur saya,” tiba-tiba suara lembut itu memenuhi lelangit yang beranjak magrib. Lalu bersambung dengan riuh camar yang bersahut-sahutan.
Ia coba tak memedulikan debar yang mulai terbangun. Ia masih tetap fokus melaksanakan ritual. Meski kedua matanya tak bisa bohong tentang keindahan sepanjang pantai yang begitu memesona.