Produk Pesantren Tetap Eksis ditengah Pandemi, Rp 21 miliar dibukukan Dalam Temu Bisnis OPOP Jabar
Transaksi senilai Rp 21,02 miliar dibukukan dalam kegiatan Temu Bisnis dan Pameran Virtual One Product One Pesantren (OPOP) 2020
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Siti Fatimah
"Program OPOP merupakan salah satu program yang diusung pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum pada masa kampanye. Akhirnya program ini diwujudkan dan dilaunching Gubernur Ridwan Kamil November 2018 sejak awal dirancang untuk mendorong pesantren di Jabar untuk mandiri secara ekonomi," katanya.
Pesantren di Jabar memiliki potensi besar untuk mandiri secara ekonomi. Dari 9.000 pesantren di Jabar, sebagian besar di antaranya masih memerlukan pendampingan usaha, mulai dari penggalian potensi hingga pemasaran.
Baca juga: UPDATE Covid-19, Nenek 90 Tahun Ungkap Rasanya Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19
Lewat program OPOP, pesantren bukan hanya mengikuti audisi untuk dicari yang terbaik, tapi pesantren juga akan mendapatkan peningkatan wawasan dan pengetahuan dan pendampingan usaha.
Harapannya, pesantren yang mengikuti program ini akan menghasilkan produk-produk yang mampu memiliki nilai tinggi di pasar domestik maupun pasar internasional produk-produk yang dihasilkan akan dicarikan pembelinya oleh Pemprov Jabar.
Dinas KUK juga akan membantu pesantren tersebut untuk membuka pasar bagi produknya.
Bahkan, akan membantu membukakan jejaring hingga link and match dengan pesantren lain yang memiliki produk berkaitan.
Program OPOP tahun 2020 mengalami penurunan dari target tahun 2020 yang awalnya 1.000 pesantren menjadi 500 pesantren akibat Pandemi Covid 19.
Baca juga: Depok Jadi Kota Pertama yang Terima Vaksin Covid-19 Sinovac, Desember Ini Ada yang Divaksin?
Selain itu, program kegiatan yang sebelumnya banyak dilakukan secara tatap muka langsung menjadi dilakukan secara virtual.
Program OPOP tahun 2020 pendaftaran dilakukan secara online dan diikuti sebanyak 1.058 pesantren. Dari 1.058 pesantren yang mendaftar, lolos seleksi administrasi sebanyak 644 pesantren.
Sejak 22 Juli 2020 sebanyak 644 pesantren mulai mengikuti Audisi Tahap I yang dilakukan di 5 wilayah sebanyak 500 pesantren lolos dan berhak mendapatkan hadiah bantuan usaha serta mengikuti pendampingan, pelatihan, pemagangan, serta audisi tahap II.
Dari 500 pesantren lolos mengikuti audisi tahap II sebanyak 356 pesantren. Penjurian Audisi tahap II telah selesai pada 25 November 2020.
Ada 60 pesantren pemenang yakni kategori scaleup 15 pesantren juara 1, 15 pesantren juara 2 dan 15 pesantren juara 3 serta 15 pesantren kategori scale up.
Baca juga: Akibat Angin Kencang Di Kota Sukabumi, Lima Rumah Warga Rusak, Listrik Sempat Mati
Adapun hadiah audisi tahap pertama, juara tingkat kecamatan sebanyak 500 pesantren dengan hadiah startup sebanyak 250 peserta mendapat masing-masing Rp 25 juta, scaleup sebanyak 250 peserta masing-masing Rp 35.000.000 juta.
Audisi tahap kedua, juara tingkat kabupaten kota sebanyak 60 pesantren dengan besaran hadiah juara 1 sebanyak 15 pesantren masing-masing Rp 200 juta, juara 2 sebanyak 15 pesantren masing-masing Rp 150 juta, juara 3 sebanyak 15 pesantren masing-masing Rp 100 juta, juara 4 sebanyak 15 pesantren masing-masing Rp 75 juta. Pada audisi tahap ketiga, juara tingkat provinsi sebanyak 5 pesantren dengan hadiah masing-masing Rp 400 juta.