Rumah Kontrakan yang Dihuni 23 Jiwa di Padjadjaran Kota Bandung Ambruk Tergerus Sungai Cilimus

Sebuah rumah kontrakan yang dihuni delapan kepala keluarga atau 23 jiwa di Jalan Citepus I RT 05/05 Kelurahan Padjadjaran

Penulis: Cipta Permana | Editor: Ichsan
tribunjabar/cipta permana
Rumah Kontrakan yang Dihuni 23 Jiwa di Padjadjaran Kota Bandung Ambruk Tergerus Sungai Cilimus 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sebuah rumah kontrakan yang dihuni delapan kepala keluarga atau 23 jiwa di Jalan Citepus I RT 05/05 Kelurahan Padjadjaran, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung ambruk tergerus luapan air Sungai Cilimus (anak Sungai Citepus), setelah hujan deras mengguyur Kota Bandung, Jumat (22/10/2020) sore.

Para penghuni kontrakan pun kini terpaksa mengungsi di rumah kerabat dan tetangga sekitar, karena khawatir terjadi dampak susulan dari peristiwa tersebut.

Lurah Padjadjaran, Paridin mengatakan, bangunan rumah kontrakan yang ambruk terkena longsor tersebut merupakan milik Asep Juhanda yang juga warga sekitar. Adapun bagian yang mengalami kerusakan meliputi bagian dapur dan kamar mandi.

"Kejadiannya kemarin sekitar jam 14.30 WIB, padahal di sini kemarin hujan turun enggak besar dan enggak lama seperti kemarin-kemarin, tapi mungkin karena dampak sebelum-sebelumnya dan kondisi kirmirnya juga sudah lapuk karena usia, maka akhirnya jebol karena engga kuat menahan derasnya air dari bagian hulu. Apalagi, Sungai Cilimus kan jalur air dari atas, seperti dari Jalan Pasteur dan Surya Sumantri," ujarnya saat ditemui di sekitar lokasi ambruknya kontrakan, Sabtu (24/10/2020).

Baca juga: Ikut Seleksi Timnas U-23 Jadi Momen Paling Berkesan bagi Beni Oktovianto di Dunia Sepak Bola

Paridin menuturkan, bencana serupa kerap terjadi di Kelurahan Pajajaran. Bahkan, berdasarkan catatannya, selama lima bulan terakhir telah terjadi sebanyak lima kali musibah longsor akibat kirmir yang tergerus oleh aliran Sungai Citepus dan anak-anak sungai lainnya.

"Bangunan ini juga (kontrakan) belum pakai kirmir batu ya, masih pakai kirmir batako (bata). Jadi karena dimakan usia, akhirnya kekuatannya melemah dan terjadi longsor seperti ini," ucapnya.

Sebagai upaya antisipasi terjadinya musibah susulan dampak ambruknya kontrakan tersebut, pihaknya mengevakuasi para penghuni kontrakan untuk mengungsi sementara ke rumah kerabat atau tetangga terdekat.

Sementara pihaknya bersama aparat kewilayahan lainnya bersama para petugas dari instansi terkait Pemkot Bandung, akan berupa memperbaiki kondisi bangunan yang ambruk dan kirmir yang jebol agar musibah serupa tidak terjadi kembali.

Selain itu, pihaknya pun selalu menekankan kepada masyarakat melalui RT dan RW mengenai bahaya banjir dan longsor, sehingga masyarakat dilarang untuk membangun bangunan di bantaran sungai, termasuk membuang sampah agar tidak terjadi penyumbatan di aliran Sungai Citepus.

Baca juga: Inspiratif, Toni Ellen Seorang Pengusaha yang Peduli akan Kesehatan Lingkungan

"Karena para penghuni bingung untuk masak dan mandi dimana setelah ambruknya bagian dapur dan kamar mandi dari rumah kontarakan, maka kami minta agar mereka diungsikan sebagai upaya antisipasi terjadinya longsor susulan. Kami pun lakukan penanganan sementara untuk mengantisipasi musibah susulan, dengan adanya bantuan dari petugas gabungan masyarakat, Gober, juga dari Dinas Kebakaran, dan Satgas Citarum Harum," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua RW 05 Kelurahan Pajajaran, Untung Mulyono mengatakan, saat musim penghujan seperti saat ini, selain potensi longsor, tapi juga banjir kerap melanda wilayahnya.

Terlebih, luapan air dari Sungai Cilimus pun tidak hanya menggenangi pemukiman warga padat penduduk, tetapi juga area pemakaman TPU Sirnaraga yang berada di RW 05.

"Kalau air lagi tinggi, yang terdampak bisa sekitar 100 rumah. Rata-rata 100 rumah dari tiga RT yaitu RT 2, 4 dan 5. Belum di RW yang lainnya, salah satunya di RW 7. Limpasan air dari Sungai Cilimus bukan cuma ke pemukiman warga tapi juga sampai ke area TPU Sirnaraga," ujarnya saat ditemui di lokasi yang sama.

Untung menuturkan, selain kerusakan fisik bangunan dan beberapa harta benda milik penghuni yang hanyut terbawa aliran alir, dampak ambruknya rumah kontrakan yang tergerus longsor, tidak mengakibatkan adanya korban jiwa atau luka. Sebab saat kejadian, lokasi dapur dan kamar mandi sedang tidak digunakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved