Ini Bahaya Bagi Wanita yang Makan Mi Instan Lebih Dari Dua Kali dalam Seminggu
Wanita yang mengonsumsi mi instan dalam dua kali atau lebih dalam seminggu akan berisiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Hampir setiap orang pasti menyukai mi instan karena makanan ini selain mudah didapat, tapi juga mudah dan praktis untuk disajikan.
Terlebih Mi instan memang makanan yang paling praktis dikonsumsi saat kelaparan di tengah malam, misalnya.
Apalagi bila semangkuk mi instan ditambah telur, sawi hijau, dan potongan cabe rawit, wah benar-benar menggoda.
Praktisnya lagi, Anda sering kali menjadikan mi instan sebagai menu sarapan yang cepat.
• Air Bekas Rebusan Mie Instan Ternyata Bisa Dimanfaatkan Loh, Lihat Efeknya yang Tak disangka
Ya, mi instan merupakan jenis makanan praktis yang digemari oleh banyak orang, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Cara penyajiannya yang mudah serta harganya yang murah, membuat mi instan dicari banyak orang untuk dijadikan menu makanan selain nasi.
Bahkan, tak sedikit orang menjadikan mi instan sebagai makanan wajib mereka setiap hari.
Dikutip TribunJabar.Id dari Intisari Online, dilansir Hello Sehat, walaupun dianggap murah dan praktis, ternyata mengonsumsi mi instan setiap hari tidak baik untuk kesehatan.
Kandungan gizi
Tak banyak yang tahu apa sebenarnya kandungan dalam satu bungkus mi instan.
Mi instan padat akan karbohidrat, namun kandungan serat, protein, vitamin, dan mineral tergolong sangat minim.
Selain itu, dalam satu bungkus mie instan terdapat bumbu yang mengandung banyak monosodium glutamate (MSG) atau micin dan garam sodium.
• Efek Minum Kopi Setiap Hari untuk Kesehatan, Bisa Memperbaiki Suasana Hati Juga, Lho
Perlu diketahui, sekitar 1.700 miligram sodium akan masuk ke tubuh setelah selesai menghabiskan satu porsi mie instan.
Jumlah tersebut telah mencukupi sekitar 85 persen kebutuhan garam per hari dari batasan yang telah direkomendasikan.
Bahaya makan mi instan setiap hari
Setelah mengetahui kandungan gizinya maka bisa dibilang mi instan adalah makanan dengan gizi yang minim, bahkan tidak ada sama sekali.
Mi instan sendiri mengandung banyak karbohidrat tepung serta kandungan garam sodium yang tinggi.
Hal tersebut akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang, misal peningkatan berat badan, hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
• Ingin Usaha Makanan? Yuk Kenali Lagi Bahan Pengawet yang Aman Maupun yang Bahaya Bagi Kesehatan
Tak hanya penyakit itu saja, penelitian yang dilakukan oleh Dr Hyun Joon Shin di Amerika menunjukkan risiko yang lebih besar perempuan.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition itu menyebutkan, wanita yang mengonsumsi mi instan dalam dua kali atau lebih dalam seminggu akan berisiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan dengan yang tidak makan mie instan sama sekali.
Sindrom metabolik adalah sekumpulan kondisi yang terjadi secara bersamaan seperti peningkatan tekanan darah, kadar gula darah yang tinggi, kelebihan lemak di sekitar pinggang, serta kenaikan kadar kolesterol yang tidak biasa.
Dilansir dari healthline.com, beberpa peneitian juga mengatan bahwa kandungan MSG dapat berdampak negatif bagi kesehatan otak.
• Cara Supardi Menjaga Agar Tak Terkena Covid-19, Protokol Kesehatan Wajib Diikuti
Satu studi menemukan bahwa MSG dapat menyebabkan pembengkakan dan kematian sel-sel otak dewasa.
Meskipun MSG kemungkinan aman dalam jumlah sedang, beberapa orang mungkin memiliki sensitivitas terhadap MSG dan harus membatasi asupannya.
Kondisi ini dikenal sebagai kompleks gejala MSG. Penderita mungkin mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, otot tegang, mati rasa dan kesemutan.
Cara mengatasi bahaya mie instan
Seorang ahli gizi di New York University, Lisa Young mengatakan, sebenarnya mi instan boleh dikonsumsi asalkan tidak setiap hari.
Ia juga menyarankan, sebaiknya mi instan sebaiknya dikonsumsi dengan cara mengkombinasikan dengan makanan yang bukan makanan pemrosesan dan lebih sehat, seperti sayur dan telur.
Bila Anda terbiasa mengonsumsi mie instan setiap hari, maka mulailah dengan mengurangi porsinya secara perlahan namun pasti.
Ada baiknya diimbangi dengan memperbanyak makan makanan sehat dan bergizi variatif, seperti buah dan sayur, untuk menjaga kesehatan tubuh