Ingin Usaha Makanan? Yuk Kenali Lagi Bahan Pengawet yang Aman Maupun yang Bahaya Bagi Kesehatan

Beberapa BTP aman dikonsumsi, terutama jika penggunaannya dalam batas aman yang dianjurkan

Editor: Siti Fatimah
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ilustrasi- BAHAN PENGAWET MAKANAN - Petugas dari Balai POM Jabar dan Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandung menemukan kandungan formalin saat dilakukan pengujian identifikasi lapangan pada produk teri medan yang dijual di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Bandung, Rabu (17/7/2013). Kegiatan inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan gabungan bersama dengan Dinas UKM dan Indag Kota Bandung, PD Pasar Kota Bandung, Dinas Kesehatan Kota Bandung, Badan Pengaduan Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Bandung, dan pihak terkait lainnya menemukan sejumlah produk makanan yang mengandung bahan pengawet, diantaranya kerupuk mengandung pewarna kimia radomin, mi basah mengandung formalin, beras mengandung pemutih klorin, sekoteng warna-warni mengandung radomin, dan yang lainnya yang ditemukan di sejumlah pasar tradisional dan modern yang didatangi. 

TRIBUNJABAR,ID, BANDUNG - Pengawet makanan masih digunakan oleh mereka yang ingin mengambil keuntungan dari makanan yang dijualnya agar tetap bertahan lama.

Meski sudah dilarang, namun hingga kini kasus temuan makanan dan minuman dengan bahan pengawet masih saja ditemukan.

Sebagai konsumen, masyarakat diimbau untuk cerdas memilih bahan makanan yang bebas dari bahan pengawet.

Dikutip TribunJabar.id dari Jovee.Id, pengawet makanan adalah segala bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan untuk menjaga kesegaran dan mutunya.

Bahan pengawet makanan tersebut sebetulnya termasuk dalam bahan tambahan pangan atau BTP.

Beberapa BTP aman dikonsumsi, terutama jika penggunaannya dalam batas aman yang dianjurkan. Akan tetapi, Anda tetap harus waspada dengan sejumlah jenis pengawet makanan tertentu yang berbahaya bagi tubuh.

Kenapa makanan perlu diawetkan?

Semua makhluk hidup pastinya butuh makanan untuk tumbuh dan berkembang serta bertahan hidup.

Disamping itu, makanan juga penting sebagai sumber energi tubuh untuk beraktivitas serta membangun jaringan tubuh yang rusak.

Akan tetapi, makanan bisa menjadi media penyebaran penyakit. Terutama pangan yang telah rusak, yaitu makanan dan minuman yang tercemar dengan:

cemaran fisik, seperti kuku, rambut, pecahan gelas, kotoran lalat, dan kulit telur;
mikroorganisme biologis, yaitu bakteri, virus maupun jamur; serta
zat kimia yang beracun.

Pada dasarnya, bahan pangan bersifat mudah rusak atau perishable. Penyebab utama kerusakan ini adalah kadar air yang terkandung di dalamnya.

Makin tinggi kadar airnya, akan makin besar pula kemungkinan bahan tersebut jadi rusak.

Bahan pangan yang telah rusak sebaiknya jangan Anda konsumsi, sekecil apapun jumlahnya.

Biasanya, makanan yang tercemar tersebut mengalami perubahan warna, rasa, bau, serta tekstur.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved