Kampung Bendera di Leles Tetap Berkibar di Tegah Pandemi Covid-19, Meski Permintaan Bendera Menurun
Kecamatan Leles, Kabupaten Garut sudah dikenal sebagai kampung bendera sejak puluhan tahun lalu.
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Januar Pribadi Hamel
"Cuma tetap masih ada yang tawar. Saya juga enggak bisa kasih harga murah karena bahan bakunya, kan, sulit.
"Kalau murah kasihan pegawai saya. Apalagi baru sebulanan mereka kerja lagi," ujarnya.
Aji menambahkan, 90 persen warga Leles kerap menjual bendera menjelang hari kemerdekaan.
Tapi tahun ini, banyak yang mengundurkan niat berjualan karena segudang syarat yang harus dipenuhi.
Mulai dari harus menjalani rapid tes, surat keterangan sehat, hingga surat jalan dari desa. Untuk rapid tes saja, harus mengeluarkan uang hingga Rp 600 ribu.
"Banyak kejadian sudah rapid tes dan syarat lain lengkap, tapi saat sampai lokasi jualan tidak diterima.
"Ada yang pilih pulang, ada yang cari daerah lain untuk jualan bendera," katanya.
• Jadwal Liga Eropa, Manchester United vs FC Copenhagen, Inter Milan vs Bayer Leverkusen
Aji dan para perajin bendera di Leles berharap pandemi ini bisa segera berakhir.
Bendera merah putih juga tetap harus dikibarkan sebagai penghargaan bangsa kepada para pahlawan kemerdekaan.
"Bukannya saya ingin bendera buatan saya laku dijual.
"Tapi bendera ini jadi salah satu kebanggaan dan penghargaan kepada pendahulu kita," ucapnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/kampung-bendera-leles-garut.jpg)