Lebaran dan Labirin
Mampukah kita bersabar melalui ujian labirin kehidupan di momen Lebaran ini
Setiap keputusan membawa kita ke arah yang berbeda dan setiap kali kita berbelok ke satu cara kita bisa dengan mudah membalik yang lain.
Sesungguhnya setiap individu mempunyai labirin kehidupannya masing-masing.
Saat memasuki labirin tersebut, kita harus melakukannya dengan penuh suka cita, kesabaran, dan optimisme tinggi.
Pasalnya, agar bisa mendapatkan jalan yang dituju senantiasa dihadapkan sejumlah kebingungan untuk memilih jalan yang tak jarang menimbulkan kemarahan, ketakutan hingga frustasi.
Hanya mereka yang memiliki mentalitas tangguh pantang menyerah, optimisme, dan taat atas perintah-Nya yang akan mampu melewati lorong-lorong kehidupan yang acapkali membuat kita bimbang atas apa yang harus dilakukan sehingga bisa mendapati celah untuk lolos dari kebuntuan.
Ada perasaan bahagia tak terkira bagi mereka yang mampu melewati setiap fase labirin tersebut.
Begitu pula dalam kehidupan yang pasti akan memaksa setiap orang melalui lika-liku.
Saat dihadapkan dengan kenyataan dinamika kehidupan serba tak pasti seperti saat ini cara pandanglah yang harus dibenahi dan dijaga sehingga mampu membuat kita bertahan.
Dengan demikian, labirin bisa dimaknai bagian dari keindahan yang tak berujung dan berliku.
Kita akan belajar untuk melihat keindahan hidup, ketika mata baru kita membantu mulai memahami labirin, perlahan-lahan kita akan menyadari bahwa labirin itu dibuat untuk menyeleksi individu.
Sehingga tidak semua orang yang bisa mencapai derajat ketakwaan-Nya.
Imam Ali Bin Abi Thalib mengatakan, yakinlah ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran, yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit.
Mampukah kita bersabar melalui ujian labirin kehidupan di momen Lebaran ini?
Hedi Ardia
(Warga Nahdliyin, Pegiat Demokrasi dan Peminat Kebijakan Publik)