Ada Benjolan Besar di Kepala, Nenek di Kuningan Hanya Terbaring Lemas, Makan Kuat 3 Sendok Saja
Di kepala Juamsih, ada benjolan yang besarnya sudah hampir separuh dari ukuran kepalanya sendiri. Alhasil, ia hanya bisa terbaring lemah
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN– Pada usia senjanya, Juamsih (65), hanya terbaring lemas di atas kasur kapuk.
Di kepala Juamsih, ada benjolan yang besarnya sudah hampir separuh dari ukuran kepalanya sendiri.
Kini, warga Dusun Wawarung, RT 19/05, Desa Sukarasa, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, itu hanya tergolek lemas di rumah adiknya, Durahim (63).
Sang adik menduga, benjolan di kepala itulah yang membuat Juamsih tak berdaya.
“Mungkin akibat benjolan itu, Juamsih hanya berbaring saja,” kata Durahim kepada wartawan, Jumat (13/3/2020).
Akibat benjolan sekira seperti bola takraw itu, pandangan Juamsih pun tergganggu. “Gimana mau lihat, itu terhalang benjolan,” kata Durahim.
Benjolan di kepala Juamsih itu, imbuh Durahim, belum genap setahun.
Menurutnya, benjolan di kepala Juamsih mulai muncul setelah sang kakak jatuh di kamar mandi, sekira Mei tahun lalu.
• Mau Makan Manggis Sepuasnya? Yuk Datang ke Festival Manggis Purwakarta Besok
• Kisah Kakek Petugas Pos di Sukabumi, Tiap Hari Jalan Kaki Puluhan Km, Hanya Digaji Rp 150 Ribu
“Diperhatikan pas dari jatuh, benjolan itu mulai menggede,” kata sang adik. Menurutnya, keluarga sudah mengerahkan segala usaha untuk penyembuhan Juamsih.
“Usaha mah, sudah ke mana-mana. Ya, sampai kami bawa berobat ke rumah sakit Cigugur namun hasilnya hanya seperti ini,” katanya.
Menurut dokter, ucap Durahim, benjolan di kepala kakaknya adalah tumor. Alhasil, keluarga pun semakin khawatir soal kesehatan Juamsih yang harus mendapat perawatan serius.
“Pengennya disembuhkan tapi bagaimana lagi. Kondisi seperti ini, sebelumnya telah dilakukan operasi,” ujar Durahim.
Hanya Dirawat di Rumah
Saat ini, Juamsih hanya mendapatkan perawatan dari keluarga. Kian hari, kesehatan Juamsih makin menurun. “Untuk bergerak normal saja, sangat susah,” kata Durahman.
Sejauh ini, Juamsih hanya mampu membuka mulut untuk kebutuhan makan. Itu pun tak mudah. “Memang sudah susah untuk makan ataupun minum,” ujar dia.
Setiap makan, ucapnya, Juamsih hanya bisa membuka mulut untuk tidak sendok makan. 'Itu juga tak tahu masuk semua apa bagaimana,” kata adik kandung Juamsih yang hidup bersama istrinya di rumah itu.
Ia mengatakan sang kakak sudah sangat susah bergerak dan mengandalkan bantuan anggota keluarga bila diharuskan untuk bergerak, semisal untuk buang hajat.
• BREAKING NEWS, Gubernur Jabar Sarankan Laga Persib Bandung Tanpa Penonton
• Mau Makan Manggis Sepuasnya? Yuk Datang ke Festival Manggis Purwakarta Besok
Keluarga Pasrah
Terkendala masalah ekonomi, keluarga hanya bisa merawat semampunya untuk kesembuhan Juamsih yang didiagnosa mengidap tumor.
“Bicara kebutuhan sangat banyak, ya semampunya saja,” kata Durahman yang biasa disapa Mang Ohim.
Ia dan anggota keluarga lain pun terbuka untuk bantuan orang lain demi memulihkan kesehatan Juamsih.
Ia mengaku, istri Bupati Kuningan, Hj. Ika Acep Purnama, pernah menyumbang sekira Rp 3 juta untuk Juamsih. “Kalau dijumlah-jumlah kami terima tiga juta,” ujar Durahman.
Uang itu hanya bisa mencukup beberapa kebutuhan Juamsih yang sudah tak bisa beranjak dari tempat tidur.
“(Juamsih) Harus menggunakan pampers dan menggantikan perban yang menutup benjolannya,” ucapnya.
Ika yang juga Ketua TP PKK Kuningan, saat menjenguk Juamsih, berharap ada keajiban Tuhan bagi Juamsih. “Semoga kembali sehat ya,” kata Ika.