Kisah Kakek Petugas Pos di Sukabumi, Tiap Hari Jalan Kaki Puluhan Km, Hanya Digaji Rp 150 Ribu
"Saya dititipkan oleh petugas Kantor Pos untuk melanjutkan mengantar surat ke berbagai alamat, khususnya yang ada di pelosok Jampangtengah, Sukabumi,"
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI- Petugas pos bernama Karwaji (65) dari Kampung Cisurupan, Desa Nanggerang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, ini digaji Rp150 per bulan.
Padahal, dia sudah bekerja selama 16 tahun.
Setiap hari, Karwaji harus berjalan kaki menempuh jarak puluhan kilometer untuk memastikan setiap surat yang diantarkannya sampai kepada penerimanya.
Sebelum mengantarkan ke alamat tujuan, Karwaji terlebih dulu menerima titipan surat dari petugas Kantor Pos.
"Saya dititipkan oleh petugas Kantor Pos untuk melanjutkan mengantar surat ke berbagai alamat yang dituju, khususnya yang berada dipelosok Kecamatan Jampangtengah yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan roda dua," kata Karwaji.
"Setiap bulannya saya di gaji Rp150 ribu," lanjutnya.
Penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama sang istrinya, Yani (60).
• Warga Terdampak Gempa Bumi di Sukabumi Sudah Beraktivitas Seperti Biasa
• Keren, Fins Batik dari Sukabumi Ini Tembus Pasar Amerika dan Swiss, Ini Kisah Awalnya
Meskipun sudah tua dan kondisi kaki tidak sebugar waktu mudanya, Karwaji berusaha tegar dan kuat mengantarkan surat menelusuri jalan perkampungan dan pegunungan untuk sampai ke alamat surat yang dituju.
"Berbagai kondisi saya hadapi, saya tetap mengantarkan surat sebagai amanat dan kewajiban yang saya emban. Sebelum mengantar surat, saya memilah dan menyusun sesuai alamat yang dituju," tuturnya.
Ia mengaku upahnya yang diterimanya dari pengiriman surat memang jauh dari cukup.
"Gaji segitu tidak bisa menunjang pekerjaan apalagi tas saya sudah tidak layak pakai. Agar surat tidak basah terkena air hujan, tas hanya bisa ditutup menggunakan karet gelang karena tidak ada resletingnya," keluh Karwaji.
Selain itu, sepatu yang digunakannya juga sudah sobek dan berlubang sehingga jari kakinya menjulur keluar.
Karwaji mengaku banyak kendala yang harus dihadapinya ketika mengantarkan surat.
Selain menenteng tas berisi surat, tidak jarang dia harus memikul karung yang berisi barang paket yang harus diantar ke alamat tujuan.
"Kadang-kadang kalau daerahnya melewati sungai, ketika hujan turun air sungai meluap saya harus tetap melintasinya supaya surat cepat tersampaikan," katanya.
• Bupati Marwan Tinjau Lokasi Terdampak Gempa Sukabumi sambil Menyerahkan Sejumlah Bantuan
• Perjuangan Anna yang Sempat Tertimbun dan Selamat dari Reruntuhan Rumahnya Saat Gempa di Sukabumi