Soal Virus Corona, Sebelum Mikroba Ditemukan, Rasulullah Jelaskan Sistem Karantina Penyakit Menular

Negara China dilanda wabah virus corona memberlakukan isolasi kota Wuhan, ternyata sistem karantina sudah dijelaskan di zaman Rasulullah

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Yongky Yulius
ilustrasi, tangkap layar Kompas TV
ilustrasi, tangkap layar Kompas TV wabah virus corona di Wuhan 

Para ilmuwan tentu sudah paham bagaimana seseorang yang sehat tidak memiliki gejala di tempat wabah.

Namun bila ia berpindah ke tempat lain maka mikroba kemungkinan terbawa.

Pekerja bermasker melakukan kegiatan desinfeksi di area Bandara Internasional Taoyuan, Taiwan, Rabu (22/1/2020), menyusul temuan warga diduga terinfeksi virus corona di negara itu. Hingga saat ini, sudah 12 negara di berbagai belahan Bumi yang positif mengumumkan terdampak virus corona yang dilaporkan sudah menjangkiti 1.300 orang dan membunuh 41 orang di China.
Pekerja bermasker melakukan kegiatan desinfeksi di area Bandara Internasional Taoyuan, Taiwan, Rabu (22/1/2020), menyusul temuan warga diduga terinfeksi virus corona di negara itu. Hingga saat ini, sudah 12 negara di berbagai belahan Bumi yang positif mengumumkan terdampak virus corona yang dilaporkan sudah menjangkiti 1.300 orang dan membunuh 41 orang di China. (AFP/CHEN CHI-CHUAN via Kompas.com)

Virus Corona Mengerikan, Memakan Korban Jiwa, Nyebar ke Belasan Negara, Ini Cara Pencegahan dari WHO

Sehingga hal itulah yang menjadi ancaman dapat menular wabah ke tempat lain.

Demikian, sistem karantina itu dilakukan untuk mencegah penularan.

Orang-orang yang menderita wabah dicegah meninggalkan tempat tersebut.

Adapun bagi pengunjung yang masuk juga dicegah ke tempat wabah tersebut.

Kini sistem karantina itu pun sudah diberlakukan di seluruh dunia.

Belajar dari wabah yang pernah melanda Eropa, pada abad 15 disebut Black Death.

Ilustrasi lukisan tahun 1348 tentang wabah Black Death.
Ilustrasi lukisan tahun 1348 tentang wabah Black Death. (Wikimedia/Alamy via TribunStyle)

Wabah penyakit tersebut menewaskan hampir seperempat penduduknya.

Namun penyakit tersebut lebih sedikit berdampak di negara muslim.

Masih dikutip dari sumber yang sama, pada zaman Rasulullah dan sebelum ilmuan menemukan keberadaan mikroba.

Penyakit atau wabah menular itu diangap sebagai kutukan setan dan binatang.

Menurut mereka wabah tersebut tidak berhubungan dengan kebersihan atau perilaku tertentu.

Sehingga mereka lebih memilih mengadakan ritual magis untuk mengatasinya.

Mereka lebih percaya adanya mitos penyakit atau wabah menular itu datang dari setan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved