Tunanetra Tidur di Trotoar Bandung
Tetap Unjuk Rasa di Balai Wyata Guna, Mahasiswa Penyandang Tunanetra Minta Permensos 18/2018 Dicabut
Mahasiswa penyandang disabilitas netra mengancam akan tetap bertahan di tenda darurat, hingga tuntutan mereka dikabulkan.
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Mahasiswa penyandang disabilitas netra mengancam akan tetap bertahan di tenda darurat, hingga tuntutan mereka dikabulkan.
32 mahasiswa penyandang disabilitas netra yang merasa terusir dari Balai Wyata Guna sudah tiga hari dua malam bertahan di tenda darurat yang mereka dirikan di bahu Jalan Pajajaran, Kota Bandung.
Mereka mengancam tidak akan pindah selama tuntutannya tidak dipenuhi pemerintah. Humas Forum Akademisi Luar Biasa, Elda Fahmi, mengaku pihaknya sudah beberapa kali melakukan mediasi, namun tidak ada solusi yang mereka harapkan.
• Ridwan Kamil Pastikan Pemprov Jabar Sudah Siapkan Tempat untuk Alumni Wyata Guna
• Soal Wyata Guna, Pemerhati Sosial Unpad Budi Rajab: Pemerintah Daerah Tak Peka

"Tuntutan kami yang pertama ingin Permensos Nomor 18 Tahun 2018 dicabut, agar Wyata Guna kembali menjadi panti, karena bukan hanya kami terkena dampak, tapi seluruh panti di Indonesia," ujar Elda, saat ditemui di tenda darurat, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Kamis (16/1/2020).
"Kemudian, Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga harus lebih memperhatikan masalah ini secara tegas dan kembalikan Wyata Guna sebagai panti," tanbanya.
Sebelumnya, pemerintah Provinsi Jawa Barat sudah menawarkan para mahasiswa ini untuk pindah ke rumah singgah Dinas Sosial Jawa Barat di Cibabat, atau sementara menginap di hotel Imperium, tak jauh dari lokasi mereka menggelar aksi.
"Itu bukan solusi, kami tetap ingin panti. Tapi, kalau keadaan urgent, kami akan pindahkan teman-teman yang sakit ke Cibabat," ucapnya.