Hari AIDS Sedunia

Balita di Cianjur Idap HIV/AIDS, Tertular Lewat Air Susu Ibu, Sang Ayah Sumbernya, Anggaran Minim

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2019 ini diwarnai dengan pengungkapan fakta yang mengejutkan dari Kabupaten Cianjur, seorang balita tertular HIV/AIDS

Editor: Dedy Herdiana
Kolase Tribun Jabar
Ilustrasi: Balita tertular HIV/AIDS 

Dari jumlah itu, anggaran untuk penanganan HIV/AIDS belum menjadi fokus penggunaan anggaran.

Pemerintah masih memakai anggaran untuk tiga hal, yakni penanganan stunting, prevalensi tuberkulosis, dan eliminasi malaria. Keterbatasan anggaran menyebabkan kesenjangan pemenuhan dana.

Strategi dan Rencana Aksi Nasional 2015-2019 Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia, mencatat kebutuhan pendanaan terkait HIV/AIDS tahun 2019 sebesar 184,71 juta dollar AS.

Tapi, dana yang tersedia 75,59 juta dollar AS. Alhasil, masih ada kekurangan 109,12 juta dollar AS. Kesenjangan pemenuhan dana tersebut terus meningkat sejak 2015 yang masih ada gap sekitar 22,45 juta dollar AS.

Meski belum menjadi fokus utama, Kementerian Kesehatan (Kemkes) memastikan alokasi dana APBN untuk mengatasi HIV/AIDS terus meningkat seiring penambahan anggaran kesehatan.

"Tahun ini (anggaran penanganan HIV/AIDS) sekitar Rp 2,5 triliun. Jumlah ini sebenarnya sudah cukup besar untuk dimanfaatkan para penderita HIV/AIDS," kata Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemkes, dalam wawanara, Selasa (16/7/2019).

Menurut Anung, sejak 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki program peningkatan kualitas manusia Indonesia.

Untuk itu, anggaran penanganan HIV dan AIDS mulai meningkat pesat sejak 2018.

Namun Anung tak merinci anggaran tahun 2018. Yang jelas, dari anggaran tahun ini yang senilai Rp 2,5 triliun, sebanyak Rp 1,1 triliun khusus untuk belanja obat.

"Anggaran ini sangat besar, dan diharapkan mampu menurunkan angka penderita ODHA dan ADHA," papar Anung. Anung menandaskan, anggaran penanganan HIV/AIDS bisa stabil atau bahkan naik tahun berikutnya, terutama untuk pencegahan.

Pemerintah berjanji memperbanyak pengadaan alat skrining untuk menyesuaikan dengan angka kehamilan di Indonesia yang mencapai 5,2 juta orang per tahun.

Dia optimistis, langkah ini akan efektif mencegah penambahan ADHA.

Kendala lain

Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek menandaskan, pemerintah berupaya maksimal untuk mencegah peningkatan jumlah ADHA.

Agar anak-anak tak berdosa tidak menanggung virus yang diderita oleh ibunya, pemerintah memberi fasilitas pemeriksaan kandungan untuk mendiagnosis virus itu secara gratis.

Fasilitas itu bisa didapatkan di puskesmas, klinik, hingga rumah sakit yang tersebar di seluruh Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved