Dampak Mengerikan Badai Hagibis Jepang, dari Korban Tewas di Mobil Terbalik hingga Tersapu Longsor
Saking dahsyatnya badai Hagibis yang menerjang Jepang, menyebabkan korban-korban berjatuhan.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID - Saking dahysatnya badai Hagibis yang menerjang Jepang, menyebabkan korban-korban berjatuhan.
Berdasarkan laporan BBC yang melansir dari kantor berita Kyodo, Minggu (13/10/2019), ada lima kematian yang diakibatkan oleh badai Hagibis itu.
Seorang pria di Tomioka, Perfektur Guna, meninggal dunia setelah rumahnya tersapu longsor.
Kemudian, satu perempuan juga bernasib sama.
Ia meninggal lantaran terkena longsor yang menerjang rumahnya.
Di Kawasaki, barat daya Tokyo, seorang pria berusia 60-an tahun tewas di apartemennya yang tergenang air.
Sementara itu, di Tochigi, seorang perempuan jatuh dan tenggelam ke jalur air.
Adapun satu korban lainnya, seorang pria berusia 50-an, menginggal tewas dalam sebuah mobil yang terbalik di Chiba.
Lebih lanjut, laporan Kyodo menyebutkan, ada 90 orang terluka.
• Topan Hagibis Hantam Jepang, Pertanda Langit Ungu Muncul, Badai Hagibis Berdampak ke Indonesia?
Kemudian, ada 11 orang dilaporkan hilang.
Akibat adanya badai Hagibis itu, peringatan banjir dan longsor dikeluarkan.
Masih menurut laporan BBC, ada tujuh juta orang terpaksa mengungsi.
Namun, hanya 50 ribu orang yang tinggal di tempat penampungan.
Saking dahsyatnya, beberapa layanan publik di beberapa wilayah Jepang terpaksa berhenti.
Misalnya layanan kereta cepat dan kereta bawah tanah.
Di Tokyo, layanan kereta cepat dan kereta bawah tanah, terpaksa dihentikan sejak Sabtu (13/10/2019).

Tak hanya kereta, sejumlah penerbangan pun dibatalkan.
Seribu penerbangan dari dan ke Bandara Haneda di Tokyo dan Bandara Narita di Chiba telah dibatalkan.
Berdampak ke Indonesia?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan, pengaruh badai Hagibis tak akan sampai Indonesia.
Badai Hagibis mengarah ke Jepang dan tergolong typhoon berbahaya dengan kecepatan angin maksimal hingga 195 kilometer per jam (122 mph), setara dengan badai Atlantik kategori 3.
"Siklon Hagibis tidak berpengaruh terhadap cuaca dan gelombang tinggi," kata Kepala Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/10/2019) siang.
• Kapal Diterjang Badai, 7 ABK asal Indonesia Hilang di Samudra Pasifik, 1 Warga Indramayu
Taufan menjelaskan, hasil analisis yang dilakukan BMKG tak menunjukkan adanya pengaruh topan Hagibis.
"Karena posisinya sudah jauh. Posisi saat ini di selatan Jepang dan prediksi malam ini akan masuk ke Jepang," ujar dia.
Sementara itu, saat ini terpantau gelombang tinggi di selatan Jawa dan Bali.
Sebelumnya, BMKG menyampaikan typhoon Hagibis ini berdampak gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia.
Gelombang tinggi berpotensi mencapai 4 meter melanda wilayah Fenomena thypoon Hagibis yang saat ini melanda wilayah Jepang mendapatkan simpati dari berbagai kalangan.

Tagar #PrayForJapan pun mencuat dan masuk dalam daftar terpopuler di Twitter.
Sejumlah warganet mengunggah foto langit Jepang yang berwarna merah muda keunguan.
Dilansir dari BBC, topan Hagibis mempunyai kecepatan angin mencapai 180 km/jam (111 mph) yang dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.
Akibat badai ini, puluhan ribu rumah sudah tak teraliri listrik dan satu orang meninggal dunia saat mobil terbalik.
Sejumlah toko pun ditutup sementara.
Topan Hagibis ini diprediksi akan benar-benar sampai di Jepang pada Sabtu sore waktu Jepang, tetapi sudah berdampak di banyak wilayah.
Wilayah yang sudah terkena dampak di antaranya bagian tengah dan selatan Honshu, pulau utama Jepang. (Kompas.com)