Plago, Grup Musisi Jalanan di Dago, Kerap 'Kucing-kucingan' dengan Petugas, Sehari Dapat Rp 700 Ribu
Apakah Anda pernah melihat sekelompok orang sedang memainkan alat musik di pinggir Jalan Ir H Djuanda atau Dago?
Penulis: Daniel Andreand Damanik | Editor: Yongky Yulius
Belajar membaca not balok dan melengkapi alat musik pendukung untuk mencari nafkah serta menghibur pengendara, menjadi harapan besar grup musisi jalanan Plago.
Zulkhi Bilal (24), satu di antara pemrakarsa grup musisi jalanan yang memiliki panggung di atas trotoar di Jl Ir H Djuanda, Kota Bandung ini, menjelaskan bahwa cita-cita terhadap grup yang sudah berusia satu setengah tahun tersebut masih banyak.
"Satu cita-cita kami telah tercapai, yaitu bertemu dengan musisi legendaris Indonesia, Adi MS. Saat itu kami diundang ke acara nonton konser Adi MS dan setelah itu kami diminta menunjukkan keahlian bermusik kami di depan Adi MS," kata Bilal kepada Tribun Jabar, Jumat (29/12/2019).
Meskipun panggungnya di jalanan, namun peralatan musik yang digunakan grup musisi jalanan ini tergolong lengkap meskipun Bilal merasa masih perlu peningkatan kualitas alat.
Cita-cita terdekat dan sedang dalam proses pencapaian yang dilakukan grup Plago ialah belajar membaca not balok.
Bilal selaku salah satu pelopor grup tersebut merasa bahwa kualitas musik dan pemusik harus lebih baik dan meningkat meskipun dikenal sebagai musisi jalanan.
• Sambil Berekreasi, Warga Bandung Bisa Perpajang Masa Berlaku SIM di Sini
Tidak satupun personel Plago yang menempuh pendidikan khusus di bidang musik. Semua personil belajar secara otodidak.
Karena faktor kebiasaan, akhirnya grup tersebut bisa mengemas suatu lagu ke dalam wujud musik yang enak didengar khususnya di dengar pengendara mobil dan motor.
Grup Plago pernah mendapat hibah dari Rumah Musik Harry Roesli berupa pengeras suara untuk mendukung penampilan Plago menyuguhkan musik kepada pengendara jalanan.
Simbal, cajon, gitar, dan biola yang digunakan grup musik tersebut tergolong sangat sederhana dan jauh dari kata mewah, apalagi canggih.
Stik untuk memukul simbal saja hanya terbuat dari kayu biasa.
"Kami menginginkan ada drum, loudspeaker yang lebih bagus, efek gitar. Kalau saya pribadi menginginkan saxophone yang nantinya jika terwujud akan saya persembahkan juga untuk grup ini agar lebih maksimal musiknya," katanya.
Bilal menambahkan, hingga saat ini, permainan musik yang diperdengarkan kepada pengendara hanya sampai suara dua saja. Harapannya, ke depannya akan bisa lebih bervariasi.
Cita-cita lainnya ialah ,Bilal berharap pihak pemerintah memberikan izin musisi jalanan untuk berkreatifitas secara tenang tanpa dirazia Satpol PP.
Diundang Pesta Pernikahan