PLN Targetkan Rasio Elektrifikasi di Seluruh Indonesia Tercapai 100 Persen di 2025
PT PLN (Persero) targetkan rasio elektrifikasi di seluruh Indonesia dapat tercapai hingga 100 persen di tahun 2025.
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Yongky Yulius
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNJABAR.ID, RANCABALI - PT PLN (Persero) targetkan rasio elektrifikasi di seluruh Indonesia dapat tercapai hingga 100 persen di tahun 2025. Untuk mendukung itu, salah satunya PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah I (UIP JBT I) menyumbang 2050 megawatt energi baru terbarukan dari 4 pembangkit di regional bagian tengah.
Senior Manager Perencanaan PT PLN (Persero) UIP BJT I, Muhammad Harmasto menuturkan terdapat empat pembangkit di Regional Jawa Bagian Tengah di bawah kendali PLN UIP BJT I, dengan total kapasitas listrik sebesar 3.050 MW.
"Dan 2.050 MW di antaranya adalah energi baru terbarukan dari PLTA Upper Cisokan Pumped Storage 4x260 MW, dari PLTA Jatigede 2x55 MW dan terakhir dari PLTA Matenggeng sebesar 900 MW," katanya seusai pers conference Media Gathering PLN UIP BJT I di Rancabali, Kabupaten Bandung, Rabu (19/12/2018).
Menurutnya seiring dengan meningkatnya populasi penduduk dan kemajuan ekonomi, kebutuhan akan energi listrik di Indonesia ini dari tahun ke tahun akan terus meningkat.
• Dinilai Berbahaya, PLN Cimahi Larang Alat Peraga Kampanye Dipasang di Fasilitas Miliknya
Namun dengan pemanfaatan energi baru terbarukan ini atau energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan ini, seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air proses biologi, dan panas bumi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik tersebut.
Dikatakannya berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Tahun 2018-2027, dengan proyeksi kebutuhan listrik sebesar 6,86 persen per tahun, maka proyeksi kebutuhan energi listrik pada tahun 2027 diprediski sebesar 434 TWh (terrawat hours).
"Sehingga pada tahun 2025 ditargetkan rasio elektrifikasi di seluruh Indonesia dapat mencapai 100 persen," ujarnya.
Oleh karena itu melalui Keputusan Direksi No 284.K/DIR/2009 tertanggal 7 Desember 2009, PT PLN (Persero) membentuk Unit Pembangkitan Hidro Jawa, yang saat ini diubah menjadi Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah I (UIP JBT I), bertugas melaksanakan pembangunan Pembangkit Listrik di Regional Jawa Bagian Tengah, yaitu meliputi Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Diakuinya tiga proyek pembangkit listrik tenaga air yang tengah dibangun PLN UIP BJT I terus dikebut demi memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia khususnya di regional Jawa bagian tengah. Tiga proyek tersebut terus mengalami proggres pembangunan yang semakin membaik.
• Ini Cara PLN UP3 Cimahi Mendukung Pelestarian Ekosistem Sungai Citarum
"Secara prinsip proggresnya saat ini PLTA Upper Cisokan kita masih melaksanakan proggres fisik untuk permanent access road agar kontraktor utama bisa bekerja untuk pembangunan PLTA. Dan 1040 MW PLTA Upper Cisokan ini sudah masuk ke sistem pada 2025," tuturnya.
Sementara untuk PLTA Jatigede sendiri tahun ini proggres fisik sudah mencapai 50 persen. Sehingga harapannya nanti di akhir 2019 atau awal 2020 PLTA Jatigede ini sudah masuk ke dalam sistem dengan 2x55 MW atau sekitar 110 MW.
"Kemudian untuk PLTA Matenggeng saat ini proggresnya masih study feasibility tingkat desain. Sehingga nanti di 2019 proses pelelangan akan dimulai, pada 2020 akan ada proses konstruksi bangunan. Dan pada 2025/2026 sudah masuk ke sistem dengan 900 MW," tuturnya.
Dikatakan Harmasto selain pembangunan PLTA yang membutuhkan waktu lama hingga 5 tahun. Dalam pembangunan pembangkit listrik ini juga banyak kesulitan lainnya, salah satunya adalah di perizinan, yang harus ditempuh baik di tingkat kota/kabupaten, provinsi maupun pemerintah pusat.
• Pohon Tumbang Tertahan Kabel PLN, Listrik di Wilayah Cingised Padam
Lebih lanjut Harmasto menuturkan PLTA Upper Cisokan sendiri merupakan PLTA pumped storage pertama di Indonesia. Proyek PLTA ini masuk ke dalam dua wilayah kabupaten di Jawa Barat yakni 75 persen wilayah Kabupaten Bandung Barat dan 25 persen masuk ke Kabupaten Cianjur.
Kebutuhan anggaran pembangunan PLTA ini mencapai USD 800 juta dengan terbagi ke empat paket pekerjaan utama. Dan dengan waktu pengerjaan konstruksi bangunan yang mencapai 50 bulan.
