Kisah Kusnadi, Pantang Menyerah Berjualan di Umurnya yang Tak Lagi Muda
Tisu dia simpan di dalam kotak dus, sedangkan keset dan kain lap dia simpan di pangkuannya.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
"Lima ribu," kata Kusnadi.
Kusnadi yang berasal dari Padalarang ini mengaku setiap hari berangkat menggunakan kereta api sembari membawa barang jualannya menggunakan dus.
Tak seorang diri, dia juga berangkat bersama adiknya yang juga berjualan tak jauh dari Kusnadi.
• Hadapi Chou Tien-Chen, Saatnya Anthony Sinisuka Ginting Balas Dendam
• Selama 49 Hari, Aldi Terombang Ambing di Lautan dan Ditemukan di Guam
Turun di Stasiun Bandung, dia akan berjalan sampai ke Jalan Merdeka.
Kusnadi mengatakan, tak berat membawa barang bawaannya menggunakan dus.
"Enggak, ini kan soalnya tisu, kain lap, sama keset mah ringan," katanya.
Biasanya, dia akan berjualan mulai pukul 08.00 WIB.
Malam hari, baru Kusnadi akan membereskan barangnya dan pulang ke rumahnya, di mana istrinya sudah menunggu.
"Di sini sampai jam 10 malam. Sampai toko-toko ini tutup," ujar Kusnadi sembari menunjuk Mal Bandung Indah Plaza yang berada di seberang jalan.
Simak artikel berikutnya di TribunJabar.id!
• Dedi Mulyadi Sebut Aturan Pengangkatan Tenaga Honorer Tidak Relevan
• Gatot Nurmantyo Tantang KSAD Gelar Nobar Film G30S/PKI: Kalau Takut, Pulang Kampung Saja