Di Kampung Leuwi Bandung Dayeuhkolot, Banjir Hampir Menyentuh Genting, Warga Tak Bisa Beraktivitas
Di rumah Agus sendiri, air sudah masuk ke dalam rumah. Ketinggiannya mencapai lebih dari 150 cm.
TRIBUNJABAR.ID, DAYEUHKOLOT - Banjir yang menerjang Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, kali ini termasuk cukup besar. Di Kampung Babakan Leuwi Bandung, Dayeuhkolot, misalnya, air sudah hampir menyentuh genting rumah warga, Jumat (9/3/2018) siang.
Kampung ini berada di dataran paling rendah di Dayeuhkolot. Setiap kali turun hujan deras, kampung ini selalu kebanjiran. Namun kali ini, banjir lebih besar dari sebelumnya.
"Kampung ini memang sudah menjadi langganan banjir di Dayeuhkolot tapi kali ini memang banjirnya besar sekali," kata Agus Sukmana (47), warga setempat, Jumat (9/3/2018).
Baca: Horor, Pengakuan Warga yang Selamat dari Bencana Longsor di Kampung Bonjot
Menurut Agus, banjir sudah terjadi sejak tiga hari terakhir, puncaknya terjadi pada Kamis (8/3/2018) malam. Hujan deras yang tiada henti selama tiga hari berturut-turut di kawasan Bandung Raya, mengakibatkan air Sungai Citarum meluap, dan imbasnya mengakibatkan banjir di kawasan Dayeuhkolot.
Di rumah Agus sendiri, air sudah masuk ke dalam rumah. Ketinggiannya mencapai lebih dari 150 cm. Di luar rumah lebih tinggi lagi. Ia pun sibuk mengamankan barang-barang milik keluarganya dengan menyimpannya di lantai dua rumahnya.
"Mudah-mudahan cepat surut karena kami jadi sulit beraktivitas," kata Agus.
Waduh ! Mario Gomez Unggah Strategi Permainan Persib Bandung di Instagramnya? Netizen Ramai Komentar https://t.co/9SZLaMMjJx via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 9, 2018
Warga Pilih Naik Delman
Dampak banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, semakin meluas, Jumat (9/3/2018) siang. Sejumlah ruas jalan terputus tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. Warga pun akhirnya memanfaatkan delman untuk melewati banjir.
Jika minggu lalu banjir hanya menggenangi Jalan Raya Dayeuhkolot sekitaran Alun-alun Dayeuhkolot saja. minggu ini banjir menggenangi beberapa titik jalan, seperti di depan Zipur, Kampung Lamajang, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot.
Genangan juga tampak di depan Koramil Dayeuhkolot hingga Bojongasih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot. Rata-rata ketinggian air di ruas jalan ini mencapai selutut hingga sepinggang orang dewasa.
Selain menutup akses jalan, banjir juga merendam ribuan rumah di Kecamatan Dayeuhkolot. Padahal banjir baru saja surut dua hari lalu, dan hari ini banjir kembali naik dengan dampak semakin luas.
Di Balik Senyum Lebar Tukang Baso Bergaya James Bond, Begini Kisah Pilu yang Dialami Rinto Daeng https://t.co/TF2iY9EPn2 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 9, 2018
Amas Maulana (57) warga Kampung Lamajang, menuturkan sedikitnya ada 6 RW yang terendam banjir di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Di antaranya RW 5, 6, 7, 9, 16 dan 17. Sebagian warga ada yang mengungsi ke masjid setempat, ada juga yang memilih bertahan di rumahnya.
"Banjir mulai terjadi kemarin sore, hingga malam. Jalan sudah enggak bisa dilalui, air sampai lutut, kalau di dalam air hingga sepinggang orang dewasa," katanya.
Saefulah, relawan banjir Dayeuhkolot mengatakan genangan terjadi di sejumlah wilayah Desa Dayeuhkolot, di antaranya di RW 01, Kampung Babakan Sangkuriang, ketinggian air mencapai 60-180 cm.
RW 02 Kampung Citeureup, ketinggian air mencapai 50-180 cm, RW 03 Kampung Cilisung ketinggian air mencapai 60-180 cm, RW 04 Kampung Bojong Asih, ketinggian air mencapai 70-240 cm, di RW 05 mencapai 50-200 cm, di RW 14, ketinggian air mencapai 30-220 cm, dan RW 06 Asrama Zipur 3, ketinggian air mencapai 80 cm.
Selain itu Gang Toha RW 07, ketinggian air mencapai 80 cm, RW 08 Kampung Bolero, ketinggian air mencapai 50-220 cm, RW 09 Kampung Kaum, ketinggian air mencapai 50-200 cm, RW 10, ketinggian air mencapai 50-150 cm, RW 11 ketinggian air mencapai 100 cm, RW 12, ketinggian air mencapai 50-120 cm, dan di RW 13, Kampung Cilisung, ketinggian air mencapai 50-200 cm.
Saefulah menuturkan sebagian besar korban mengungsi di pengungsian setempat seperti di masjid-masjid dan gedung-gedung pemerintah.
Gugatan Cerainya Masuk Babak Baru, Istri Sah Ungkap Cara Opick Menikah Lagi, Mahar 'Mengutang'? https://t.co/V54ydGGuQ4 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) March 9, 2018
"Jumlah pengungsi sementara di Aula Desa Dayeuhkolot ada 62 kepala keluaraga, 179 jiwa. Di Masjid Al Mustofa RW 08, Kampung Bolero ada 15 kk, 45 jiwa," katanya.
Pengungsi juga terdapat di Masjid Argadinata RW 08 Kampung Bolero, sebanyak 6 KK, 19 Jiwa. Di Masjid Ash Shofia RW 10 Kampung Kaum sebanyak 37 KK, 125 jiwa. Kantor RW 02 Kampung Citeureup sebanyak 8 KK, 23 jiwa, Kantor RW 01 Kampung Babakan Sangkuriang sebanyak 10 KK, 36 jiwa. Ada juga yang di parkiran RW 02, Kampung Citeurep sebanyak 15 KK, 45 jiwa.
"Sementara sarana umum yang terendam ada SDN Bojong Asih 1 dan 2 di Kampung Bojong Asih. Dan SDN Dayeuhkolot 7 dan 10 di Kampung Bolero," katanya.
Menurutnya air di pemukiman warga Desa Dayeuhkolot perlu diwaspadai. Peningkatan air (kenaikan) terjadi pada sore hari ketika turun hujan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/banjir_20180309_161120.jpg)