Gempa di Selatan Jawa

Ketika Ribuan Orang Lari ke Tempat Tinggi Takut Tsunami, Polisi Ini Berdiri Tegak Menghadap Laut

Mengecek kondisi laut menggunakan penerangan. Saya hanya ingin memastikan jika ada tsunami maka kami harus memberitahu warga

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Mega Nugraha
Kapolsek Cipatujah AKP Atang Rustandi di Pantai Cipatujah, Sabtu (16/12/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha

TRIBUNJABAR.CO.ID, TASIKMALAYA - Gempa berkekuatan 6,9 SR di barat daya Kabupaten Tasikmalaya atau berada di kawasan pantai selatan Jawa Barat (Jabar) pada Jumat (16/12/2017) malam, sempat disebutkan berpotensi tsunami. Ribuan warga di pinggiran Pantai Cipatujah Tasikmalaya pun berhamburan keluar rumah, berlarian ke lokasi evakuasi.

Lima anggota Polsek Cipatujah di tengah ancaman potensi tsunami, malah standbye di bibir Pantai Cipatujah, sekitar 20 menit setelah gempa dan setelah mengevakuasi warga untuk keluar rumah. Kapolsek Cipatujah AKP Atang Rustandi memimpin empat anggotanya untuk memantau kondisi air laut.

Baca: Ini Update Terakhir Kerusakan Akibat Gempa di Jawa Barat, Korban Ternyata Bertambah

"Kami berlima setelah evakuasi warga supaya keluar rumah, kami berinisiatif langsung siaga di bibir pantai, mengecek kondisi laut menggunakan penerangan. Saya hanya ingin memastikan jika ada tsunami maka kami harus memberitahu warga untuk cepat-cepat ke tempat evakuasi," ujar Kapolsek ditemui di Pantai Cipatujah, Sabtu (16/12/2017) siang.


Seperti diketahui, ciri-ciri tsunami salah satunya ditandai dengan gempa dan kondisi air yang surut. Saat memantau kondisi air laut, kelima polisi ini memerhatikan dengan saksama bagaimana perubahan laut pascagempa. Mobil patroli mereka disiapkan untuk melarikan diri seandainya tsunami menerjang.

"Kalau surut seketika‎ berarti tanda-tanda tsunami. Kalau sudah seperti itu, kami langsung lari ke mobil patroli yang sudah siap berangkat kemudian memastikan dan membawa warga supaya menjauh dari pantai. Sebagai manusia tentu saja tegang," ujar Atang.

Ia bersama anggotanya hanya berdiri dengan berulang kali mengarahkan cahaya penerangan ke arah laut. Ia berdiri dan duduk di bibir pantai selama kurang lebih 1 jam 30 menit. Ia tidak memungkiri ada rasa takut diterjang tsunami, apalagi BMKG sudah mengingatkan ihwal potensi tsunami.


"Rasa takut dan tegang pasti ada. Tapi hati kecil saya bilang tidak akan terjadi apa-apa. Selama di bibir pantai saya memerhatikan betul pergerakan air. Setelah satu jam lebih, barulah saya pergi dari bibir pantai," katanya.

Sementara itu, pascagempa, wisata Pantai Cipatujah masih sepi namun sejumlah pedagang makanan dan oleh-oleh sudah berjualan normal. Hanya saja, tidak banyak pengunjung yang datang.

"Dis ini mah mau liburan atau enggak juga tetap sepi. Apalagi jika sekarang ada gempa seperti ini," kata Cimeh, pedagang makanan.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved