Kerajinan Kapal Pinisi Sulit Dipasarkan, Tompul Pilih Ikut Pameran di Bandung
Adalah Tompul (35), pria asal Sidoarjo Jawa Timur yang membawa kerajinan kapal pinisi itu dari tempat asalnya.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Pinisi merupakan kapal layar tradisional yang berasal dari Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan, tepatnya di Desa Bira, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba.
Pada Pameran Karya dan Bazar 2017 yang dilaksanakan di Jalan Ir Sukarno, Cikapundung, Bandung, Sabtu (23/9/2017) sampai Minggu (24/9/2017), turut dipamerkan kapal pinisi.
Bukan dalam bentuk sebenarnya, melainkan dalam bentuk sebuah kerajinan.
Adalah Tompul (35), pria asal Sidoarjo Jawa Timur yang membawa kerajinan kapal pinisi itu dari tempat asalnya.
Marc Marquez Juara GP Aragon, Valentino Rossi Cuma Urutan 5 https://t.co/c0fAt3xwPv via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 24, 2017
"Kebetulan saya kenal dengan perajin kapal pinisi di Sidoarjo, namanya Ibu Musti'a. Ia membuat kerajinan itu di rumahnya," ujar Tompul kepada Tribun Jabar, Minggu (24/9/2017) di lokasi pameran.
Tompul, berkeinginan untuk mengenalkan budaya dan kerajinan khas asal Indonesia melalui kerajinan kapal pinisi itu.
"Kalau produk lokal seperti ini kan memang susah dalam pemasaran. Saya sudah coba online juga bantu perajin di tempat saya. Tapi kurang maksimal. Akhirnya saya bawa ke pameran di sini," ujar Tompul.
Tampak dua jenis kerajinan kapal pinisi itu. Pertama, adalah kerajinan kapal pinisi yang memiliki panjang sekira 20 sentimeter.
Kedua, adalah kerajinan kapal pinisi yang berada dalam sebuah botol kaca yang memiliki panjang kurang lebih 10 sentimeter dan tujuh sentimeter.
Ditahan Bhayangkara FC 1-1, Persib Bandung Paling Hebat untuk Urusan Ini https://t.co/JJB46Fm7gI via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 24, 2017
Tompul mengatakan jika harga kerajinan kapal pinisi jenis pertama adalah Rp 300 ribu. Sementara jenis kedua, kerajinan kapal pinisi yang berada dalam botol berkisar antara Rp 200 ribu sampai Rp 350 ribu.
Harga itu menurutnya pantas, karena dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam membuat kerajinan itu.
Misalnya, lanjut Tompul, kerajinan kapal pinisi dalam botol itu membutuhkan waktu tiga sampai empat hari pengerjaan.
Untuk memasukan kerajinannya ke dalam botol, caranya adalah dengan memasukan bagian-bagian kecil penyusunnya satu persatu menggunakan pinset.
Bagian tubuh kapalnya terbuat dari kayu. Sementara layarnya terbuat dari kulit sintetis yang tipis.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/kerajinan-kapal-pinisi_20170924_195102.jpg)