Cerpen Ismi Aliyah
Babi yang Berdoa
JAUH di dalam hutan, seekor babi menyeret langkahnya sambil menahan nyeri. Satu peluru pemburu menembus tepat di kakinya.
Babi itu merangkak, siap untuk mati. Dia akan melakukan perlawanan terakhir. Dengan tubuh sesakit itu, setidaknya dia masih bisa melukai dua atau tiga anjing. Saat dia merangkak, tiba-tiba seluruh penjuru arena seketika sepi.
Para warga merasa benar-benar kaget dengan apa yang mereka lihat. Seorang manusia merangkak keluar dari kubangan lumpur dan meniru suara babi. Meski tubuhnya penuh lumpur, para warga bisa melihat bagian-bagian tubuh yang mirip dengan mereka. Mereka juga dapat melihat luka yang mulai membusuk di sepasang kaki manusia itu.
Melihat seluruh arena menjadi sepi, babi yang kini telah jadi manusia itu juga diam. Dia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Kini dia tidak dapat lagi melihat moncong yang biasa dia lihat. Dia memperhatikan tubuh barunya begitu mirip dengan tubuh warga kampung yang telah dilihatnya. Dalam kebingungannya, dia merasa beruntung karena doa telah bekerja.
Tiba-tiba saja, babi yang kini jadi manusia merasa kaget karena arena riuh kembali dan lebih berisik dari sebelumnya. Beberapa warga dari tribun melemparinya dengan batu, sandal, dan apa saja yang bisa melukainya. Bahkan banyak penonton yang turun ke arena. Anjing-anjing menggonggong lebih keras, lalu berlari kencang ke arahnya. Manusia asing itu kini diserang dari berbagai arah oleh warga dan anjing-anjing pemburu.
Manusia asing itu tidak tahu apa yang telah mengubah mereka begitu buas. Terlebih dia tidak bisa memahami kata-kata yang mereka ucapkan, seperti "Dasar maling!", "Dasar siluman!", "Mati kau, babi ngepet!"
***