Harga Daging Ayam Masih Tinggi, Imas Pasrah Penjualan Sepi
Sepinya penjualan daging ayam, diakuinya lantaran harga komoditas tersebut masih belum turun ke harga normal.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Imas (62), seorang pedagang di Pasar Kosambi, Kota Bandung, mengaku penjualan daging ayam sedang sepi.
Sepinya penjualan daging ayam, diakuinya lantaran harga komoditas tersebut masih belum turun ke harga normal.
"Sekarang Rp 44 ribu per kilogramnya," ujar Imas yang sedang duduk-duduk menunggui lapaknya di Pasar Kosambi, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kota Bandung, Rabu (18/7/2018).
Waktu dan Lokasi Saksikan Blood Moon 28 Juli 2018, Kamu Bisa Lihat di Seluruh Indonesia https://t.co/0llRUOtqAf
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 18, 2018
Akibatnya, dalam sehari, Imas hanya bisa menjual sekitar 10 kilogram daging ayam saja.
Padahal, sebelumnya, saat harga normal, dia bisa menjual sekitar 20 kilogram daging ayam per harinya.
"Sepi sekarang mah. Saya sih ngambil tiap hari sama, saya ngambil 25 kilogram atau 20 ekor per harinya. Ya lakunya sekarang paling 10 kilogram per harinya," ujar Imas sembari memotong daging ayam yang dijajakan di lapaknya.
Naiknya harga daging ayam, lanjutnya, sudah berlangsung selama sekitar dua pekan.
• Warga Kota Cirebon yang Mendaftar Haji Sekarang, Berangkatnya 15 Tahun Lagi
Harga daging ayam, normalnya sekitar Rp 36-38 per kilogramnya.
"Harga normalnya Rp 36-38 ribu per kilogramnya. Satu pekan yang lalu sempat Rp 40 ribu, terus Rp 42 ribu, sekarang Rp 44 ribu," kata Imas.
Perempuan ini menduga, naiknya harga daging lantaran stok dari pemasok yang kurang.
Dia hanya berharap, semoga harga daging ayam bisa turun.
"Inginnya harganya turun, karena kalau masih tinggi, dagangan sepi," ujar Imas seraya tersenyum.
• Harga Ayam Naik, Warga Ini Lebih Pilih Beralih Konsumsi Ikan Lele
