ILS: Ketahanan Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal
ILS mengajak masyarakat untuk kembali menghargai pangan lokal dan mendorong konsumsi produk lokal .
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -
Oleh: Teten W. Avianto (Pembina Indonesia Locavore Society/Systems Thinking Advisor)
Indonesia adalah negara besar dengan kemajemukan geografis dan sosial yang luar biasa. Namun persoalan ketahanan pangan terus menjadi tantangan. Di banyak daerah masih terjadi kesenjangan ketersediaan beras kenaikan harga menjelang hari raya dan distribusi yang tidak merata.
Sering kita mendengar pernyataan surplus nasional tetapi tidak jarang masyarakat di wilayah tertentu justru mengalami kelangkaan. Kondisi ini menunjukkan bahwa persoalan pangan tidak dapat dipahami hanya melalui angka nasional. Pangan harus dipahami sebagai sistem yang bekerja dalam ruang dan waktu.
Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Manajemen Teknologi School of Business and Management ITB (2017), penulis memperkenalkan kerangka Spatial System Dynamics untuk membaca dinamika pangan Indonesia melalui pendekatan berbasis wilayah.
Penelitian tersebut menegaskan bahwa setiap provinsi memiliki struktur yang khas dalam hal populasi produksi konsumsi dan distribusi.
Karena itu kebijakan pangan yang sama untuk seluruh Indonesia berpotensi tidak efektif.
Model Spatial System Dynamics memandang setiap provinsi sebagai sub model yang saling berinteraksi.
Arus beras antarwilayah dipetakan sehingga perubahan produksi atau konsumsi di satu wilayah dapat dianalisis dampaknya terhadap wilayah lain.
Simulasi komputer memperlihatkan bahwa intervensi pada satu provinsi bisa berdampak berbeda bagi provinsi lain karena struktur wilayah tidak identik.
Melalui simulasi ini pembuat kebijakan dapat menentukan lokasi intervensi yang paling tepat kapan intervensi dilakukan dan bagaimana hasilnya untuk jangka panjang.
Pendekatan ini membantu pemerintah memahami perilaku sistem bukan hanya angka statistik satu tahun.
Model tersebut juga menempatkan manusia sebagai aktor penting.
Keputusan petani untuk menanam bergantung pada harga panen dan penghasilan.
Bila harga tidak menguntungkan petani enggan menanam sehingga produksi menurun dan kelangkaan meningkat.
Artinya kebijakan pangan bukan hanya soal produksi melainkan soal keputusan sosial ekonomi dan budaya yang dinamis.
Kerangka Spatial System Dynamics akan semakin kuat bila dijalankan bersama perubahan budaya konsumsi di tingkat masyarakat.
Di titik ini, gagasan gerakan Indonesia Locavore Society (ILS) memiliki peran penting.
ILS mengajak masyarakat untuk kembali menghargai pangan lokal dan mendorong konsumsi produk lokal sebagai strategi memperkuat kedaulatan pangan.
Gerakan ini mengingatkan bahwa keberlangsungan produksi lokal bergantung pada kesediaan konsumen untuk membeli produk dari petani daerah sendiri.
Media telah menyoroti gagasan bahwa nasionalisme dapat dimulai dari sendok dan piring bahwa pilihan konsumsi harian adalah tindakan kebangsaan yang berpengaruh besar terhadap struktur pangan nasional.
ILS melihat bahwa pilihan makanan bukan sekadar preferensi tetapi aksi politik dan ekonomi.
Setiap rupiah yang dibelanjakan untuk bahan impor sesungguhnya mengalihkan pendapatan dari petani lokal ke luar negeri.
Sebaliknya ketika konsumen memilih beras sayur dan buah dari daerah sendiri maka kesejahteraan petani meningkat daya beli lokal menguat dan produksi kembali naik.
Lingkaran positif ini sepenuhnya sejalan dengan prinsip umpan balik dalam kerangka _Spatial System Dynamics_.
Di sana dijelaskan bahwa peningkatan pendapatan petani meningkatkan motivasi tanam yang menaikkan produksi sehingga ketersediaan meningkat dan harga menjadi stabil.
Rekayasa Sistem Pangan
Gerakan ILS dengan demikian adalah bagian dari rekayasa sistem pangan nasional yang berbasis kesadaran masyarakat.
Bila Spatial System Dynamics bekerja sebagai alat kebijakan berbasis data, maka ILS bekerja sebagai motor perubahan berbasis budaya. Keduanya saling melengkapi.
Perubahan kebijakan tanpa perubahan konsumsi hanya akan bersifat sementara.
Perubahan konsumsi tanpa pemetaan sistemik tidak akan mampu mencapai skala nasional. Keduanya perlu berjalan berdampingan.
Untuk Jawa Barat tempat berkembangnya banyak komunitas pangan lokal sinergi ini sangat relevan.
Pemerintah daerah dapat menggunakan model Spatial System Dynamics untuk memetakan wilayah surplus dan defisit serta rute distribusi yang paling efektif.
Di saat yang sama, pemerintah dapat mendorong gerakan konsumsi lokal melalui dukungan pasar rakyat branding pangan lokal festival makanan tradisional dan kampanye cinta petani lokal.
Kombinasi tersebut akan menciptakan sistem yang bukan hanya kuat dalam produksi tetapi juga kokoh dalam konsumsi dan distribusi.
Kedaulatan pangan tidak akan hadir hanya melalui jargon. Ia memerlukan pengetahuan ilmiah yang membantu pemerintah memahami struktur persoalan dan ia membutuhkan gerakan budaya yang membuat masyarakat merasa memiliki sistem pangan bangsa.
Spatial System Dynamics memberi arah bagi desain kebijakan.
ILS memberi nyawa bagi perubahan perilaku.
Masa depan ketahanan pangan Indonesia sesungguhnya dimulai dari dua ruang yang saling menyatu.
Ruang pengambilan keputusan berbasis ilmu dan ruang meja makan keluarga.
Jika dua ruang itu bertemu, Indonesia akan mampu menegakkan kedaulatan pangan yang sesungguhnya.
Mari mulai dari pilihan harian kita. Pilih bahan lokal. Dukung petani lokal. Jadikan konsumsi kita sebagai pernyataan cinta kepada tanah air.
Karena dari piring yang kita pilih, Indonesia dapat berdiri dengan kepala tegak!
| Politeknik STIA LAN Bandung Perkuat Sinergi dengan Stakeholder untuk Tingkatkan Kualitas Lulusan |
|
|---|
| Pertamina Patra Niaga Regional JBB Perluas Penyaluran LPG di Banten, Bupati Tangerang Beri Apresiasi |
|
|---|
| Pansus 14 DPRD Kota Bandung Targetkan Raperda Penyimpangan Seksual Rampung Awal Tahun 2026 |
|
|---|
| GMF dan BIJB Kembangkan Kertajati Aerospace Park, Komisi III DPRD Jabar: Dampaknya Sangat Besar |
|
|---|
| Komisi III DPRD Jabar Apresiasi Kerjasama Garuda dengan BIJB |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/eten-W-Avianto-Pembina-Indonesia-Locavore-SocietySystems-Thinking-Advisor.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.